TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Banjir besar yang melanda sejumlah kampung di Kabupaten Berau beberapa waktu lalu kini mulai surut dan kondisi masyarakat berangsur membaik.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nopian Hidayat, saat dikonfirmasi pada Rabu (9/4/25).
Terdapat sembilan kampung terdampak yang saat ini sudah mulai pulih, yakni Kampung Merasa, Long Lanuk, Tumbit Dayak, Inaran, Pegat Bukur, Bena Baru, Siduung Indah, Tumbit Melayu, dan Labanan Makarti.
“Secara umum kondisi di lapangan sudah membaik. Air sudah surut, akses sudah terbuka, dan sebagian besar warga sudah kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya.
“Namun, kita tetap melakukan pemantauan dan memastikan bantuan pasca bencana tersalurkan dengan baik,” sambung Nopian.
Lanjutnya, selama masa tanggap darurat, BPBD Berau bersama instansi terkait telah melakukan berbagai upaya penanganan bencana, mulai dari evakuasi warga dan harta benda, asesmen lapangan, pendirian tenda pengungsian, penyediaan dapur umum, pendistribusian logistik dan air bersih, hingga pelayanan kesehatan.
Nopian juga menyebut, layanan medis turut didukung oleh Dinas Kesehatan, PMI, dan tim Emergency Response Group (ERG) PT Berau Coal.
Meski demikian, pelaksanaan penanganan tidak luput dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan personel akibat terjadinya bencana bersamaan dengan libur Lebaran.
“Waktu kejadian bertepatan dengan momen Lebaran, jadi memang ada tantangan tersendiri terutama soal tenaga lapangan. Tapi kami bersyukur karena dengan koordinasi yang baik, semua tetap bisa berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Dirinya menekankan pentingnya sinergi antar lembaga, pelaku usaha, organisasi masyarakat, akademisi, dan media dalam menghadapi bencana. Menurutnya, kolaborasi yang erat dapat menghasilkan respons yang cepat dan solusi nyata bagi korban.
“Kami berharap ke depan hubungan ini bisa terus terjalin kuat. Penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendiri, perlu gotong royong dari semua elemen,” tuturnya.
Lebih lanjut, BPBD juga mendorong peningkatan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat. Kata dia, Bbberapa langkah yang dinilai penting adalah mengidentifikasi potensi risiko di wilayah rawan bencana dan memetakan area berbahaya secara lebih rinci.
Selain itu, diakuinya pemerintah daerah juga akan menyusun rencana tanggap darurat yang lebih matang, memperkuat infrastruktur agar lebih tahan terhadap bencana, serta mengembangkan sistem peringatan dini agar masyarakat bisa segera siaga ketika potensi bencana muncul.
Ia juga menyebut, upaya perlindungan lingkungan juga akan ditingkatkan, termasuk penghijauan hutan dan penanaman pohon bakau di wilayah pesisir.
Selain itu, penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat juga akan terus digalakkan agar warga memahami apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi.
Kendati demikian masyarakat juga diimbau untuk mempersiapkan tas siaga bencana berisi perlengkapan darurat seperti dokumen penting, obat-obatan, makanan ringan, alat penerangan, hingga alat komunikasi.
Nopian menambahkan, pelatihan dan simulasi bencana perlu rutin dilakukan agar masyarakat tidak panik dan tahu cara menyelamatkan diri secara tepat.
“Yang penting jangan panik, selamatkan diri terlebih dahulu, lalu bantu orang lain jika memungkinkan, dan pastikan tahu jalur evakuasi terdekat,” kuncinya.
BPBD Berau berkomitmen untuk terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat melalui langkah-langkah konkret dan kolaboratif, agar bencana ke depan bisa dihadapi dengan lebih baik. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto