TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Ketua DPRD Berau, Madri Pani soroti tentang permasalahan tapal batas di Kecamatan Biatan dengan wilayah Kutai Timur yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini.
Dikatakan Madri, masyarakat Kecamatan Biatan telah mendapatkan ancaman yang mengakibatkan keamanan masyarakat terganggu.
“Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah daerah kita agar membantu masyarakat,” ungkap Madri beberapa waktu lalu.
Lanjutnya, Madri menginginkan Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menginstruksikan instansi terkait untuk segera merespon permasalahan yang terjadi di perbatasan Berau dengan Kutim.
“Jangan sampai masyarakat kita diintimidasi. Saya dengar ada satu keluarga didatangi sampai 30 orang dan mendapatkan ancaman lahannya akan dirampas. Inikan kasihan,” bebernya.
Dirinya menyebut, kejadian tersebut sampai pada tahap perampasan hasil panen milik masyarakat Kecamatan Biatan. Dikatakan Madri, perampasan ini diduga dilakukan pendatang dari Kutim.
“Ini sudah pasti dapat menimbulkan kondusifitas Berau khususnya biatan ilir dan biatan ulu RT 3 dan 4,” katanya.
Dirinya mengaku, masyarakat di sana saat ini membutuhkan kepastian hukum dan meminta adanya kenyamanan dan rasa damai sehingga mereka bisa hidup nyaman.
“Ini masalah isi perut. saya berbicara tegas disini karena sudah ada hasil daerah yang pada saaat itu dan pemkab berau melalui asisten dan jajaran yang lain menyatakan akan membentuk tim terpadu, tapi sampai sekarang belum ada,” tegasnya.
Madri berharap, Pemkab Berau bisa serius menangani permasalahan ini. Jangan sampai ada masyarakat yang diintimidasi hingga membuat masyarakat takut berkegiatan.
“Kasihan masyarakat kita, kita dipilih rakyat, diangkat rakyat, digaji rakyat, dan bekerja untuk masyarakat. saya tidak menyalahkan siapa-siapa tapi saya meminta respon pemerintah daerah,” pungkasnya. (Yud/Ded/Adv)