TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Pesta Adat Suku Bajau Mag’jamu yang diselenggaran tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya selalu meriah. Tahun ini tampak sederhana, walaupun ketidakhadiran dari perwakilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Acara tersebut tetap di gelar di Kampung Tanjung Batu, Kecamtan Pulau Derawan pada Rabu (22/12/21).
Menurut keterangan dari Ketua Adat Bajau Kampung Tanjung Batu, Rory Syahrijal Karuddin, dirinya meminta maaf kepada seluruh tamu undangan dan masyarakat suku Bajau, sebab acara yang digelar tidak semeriah seperti tahun-tahun lalu dikarenakan pendanaan yang terbatas. Terakhir penganggaran untuk kegiatan ini pada Tahun 2017 lalu mealui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau.
“Tetapi kini sudah distop, sama seperti kampung, terakhir tahun lalu perayaan ini masih mendapatkan tambahan anggaran dari Dana ADK, pada tahun ini distop tidak ada lagi bantuan dari kampung,” ujarnya.
Lanjutnya, tidak adanya anggaran bantuan ini tiba-tiba saja tanpa keterangan dan alas an yang jelas dari kepala kampung maupus Dibudpar Berau. Dirinya mengakui sudah beberapa kali melakukan koordinasi dengan pihak kepaa kampung, namun belum menemui titik terang. Padahal pelaksanaan acara adat tersebut dilaksnaakan setiap tahunnya.
“Pendanaan tahun ini murni dari door to door dan juga proposal,” katanya.
“Karena terbatasnya dana yang kami peroleh sehingga hanya dapat melaksanakan ritual dan seremoni,” tambahnya.
Sementara itu dalam kesempatannya, Ketua DPRD Berau, Madri Pani mengatakan, Disbudpar Berau seharusnya bisa hadir dalam segala kegiatan yang berbau wisata. Ia mengungkapkan acara yang biasa berlangsung setiap tahunnya ini seharusnya mendapatkan dukungan dari pemerintah.
“Kita berkeinginan untuk memajukan pariwisata Berau, tapi bagaimana jika orang-orang yang berkaitan tidak mendukung penuh,” tuturnya.
Dan terkait dengan penggunaan dana desa sesuai dengan amanah dari undang-undang sebagaimana dia atur dalam pasal 72 Ayat 2 UU Nomor 6 Tahun 2014. Bisa digunakan untuk mengembangkan wisata, sedangkan dalam pagelaran Mag’jamu itu jelas, bertujuan mengenalkan suku bajau, bahwa mereka punya tradisi.
“Kan bisa dimasukan dalam kalender pariwisata, tentu bisa menarik daya tarik wisatawan,” ucapnya. (Yud/Ded)