TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR ) Berau akui pada Tahun 2021 hanya bisa melakukan perawatan saluran irigasi untuk dua lokasi saja. Hal tersebut disebabkan karena adanya refocusing anggaran akibat Pandemi.
Kabid Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata mengatakan, anggaran yang tersedia untuk perawatan saluran irigasi pada 2021 sebesar Rp 5,4 miliar. Pihaknya melihat prioritas daerah yang bisa tertangani dengan besar anggaran itu. Maka terpilihkan irigasi di Kampung Tasuk dan Gurimbang. Karena dinilai lebih terjangkau dan biaya penanganan lebih murah termasuk mobilisasinya.
“Karena kami bawa semua material kan dari sini ke sana itu jauh perlu biaya juga. Kalau dekat biaya penanganan lebih murah,” ungkap Hendra, Jumat (17/12/21).
Lanjutnya, dirinya menerangkan, dengan rincian untuk Kampung Tasuk sebesar Rp 2,4 Miliar dengan luasan area irigasi sebesar 356 hektare. Sedangkan untuk Gurimbang sebesar Rp 3 Miliar dengan luasan area 211 hektare.
“Kalau anggaran kami banyak seperti sebelum pandemi, kami bisa melakukan perawatan saluran irigasi di lebih banyak daerah,” bebernya.
Ia menjelaskan, pihaknya melakukan perawatan irigasi primer pada dua kampung tersebut dengan cara penggalian kembali saluran irigasi, sebab terjadi pendangkalan air. Menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan lancar.
“Kalau dangkal air tidak bisa maksimal mengalir sampai ke sawah,” katanya.
Tambahnya, potensi lahan pertanian Kabupaten Berau yang luas perlu didukung saluran irigasi yang sempurna, maka hasil panen pun bisa maksimal. Pihaknya memiliki kewenangan pada saluran irigasi primer dan sekunder. Sementara tersier menjadi kebijakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau. Dijelaskannya, saluran primer merupakan saluran induk sebagai pembawa pertama air dari bendungan.
“Sementara saluran sekunder adalah pembawa kedua yang membawa air dari saluran primer untuk diteruskan ke saluran tersier,” jelasnya.
Menurutnya, saluran irigasi sangat diperlukan untuk memudahkan para petani mengairi sawah mereka. Kualitas air yang bagus memengaruhi produktivitas hasil pertanian.
“Tentu memudahkan para petani mengakses air dari bendungan,” tutup Hendra. (Yud/Ded)