TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kalahnya mutu dan kualitas beras lokal Kabupaten Berau dibandingkan dengan beras dari luar di karena masa panen di berau yang terlalu singkat di bandingkan dengan masa panen beras di luar berau. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Ketersediaan dan Rawan Pangan Dinas Pangan Kabupaten Berau, Edi Mustafa pada Jumat (17/9/21).
Menurutnya, produk beras petani ini masih sulit untuk masuk pasar, karena kita kalah bersaing dari segi mutu kita yang rendah, teknisnya bisa lebih jelas dari Dinas Pertanian. Paling tidak gambarannya kenapa mutu beras produk kita rendah salah satunya adalah dilihat dari masa panen.
“Kalau di luar masa panen padi itu ketika sudah benar-benar tua baru dilakukan panen, sedangkan di berau masa panen kita tidak demikian, belum masuk masa tua yang siap panen sudah dipanen lebih dahulu,”Ungkap Edi.
Sebab bila tidak cepat panen, padi diberau akan dengan cepat di serang hama burung, tikus dan hama yang lainnya.
“Kepemilikan sawah diluar dan dalam berau berbeda, diluar pemilik sawahnya banyak dengan petak-petak yang kecil, sedangkan di berau 1 orang bisa memiliki 1 sampai 2 hektar lahan sawah, jadi perawatan dan perhatian akan sawah di berau sedikit kurang dibandingkan dengan yang di luar,”jelasnya.
Itulah kenapa produk beras berau sulit mendapatkan pasarnya, oleh sebab itu Dinas Pangan melalui programnya yaitu membantu para petani lokal berau untuk memasarkan hasil panenya.
“Seharusnya ada program khusus untuk membantu pemasaran hasil panen tersebut, yaitu Toko Tani Indonesia, tetapi di berau atau Kaltim saat ini belum punya Toko Tani Indonesia ini, sebab Kaltim bukan sentral produksi padi yang meruapakan syarat untuk bisa dibangunnya Toko Tani Indonesia ini,” ungkapnya.
Sementara ini Dinas Pangan membantu memasarkan hasil panen petani masih ke kantor-kantor instansi pemerintah di sekitaran berau. Kantor-kantor instansi pemerintah banyak yang membeli produk hasil panen petani lokal berau, tidak hanya intansi pemerintah saja, namun warung dan toko-toko sembako di wilayah berau juga banyak yang membeli, sebab beras lokal ini memiliki penggemarnya tersendiri bagi masyarakat berau, karena beras lokal ini tidak memakai pengawet, walaupun rusaknya juga cepat tetapi banyak masyarakat yang senang.
“Ditambah kalau masa panen dari beras gunung yang terkenal dengan harumnya yang wangi berjenis mayas, walaupun harganya sedikit lebih mahal, tetapi saat berasnya siap jual bisa langsung ludes dibeli oleh masyarakat,” tutupnya. (Yud/Ded)