TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Pemkab Berau kembali menggelar vaksinasi tahap dua di Balai Mufakat pada Jumat (5/3/2021) pagi tadi. Sedikitnya 20 wartawan di Kabupaten Berau mengikuti vaksinasi tahap dua ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi menyebutkan belum semua wartawan yang ada di Berau bisa divaksin namun tetap dilakukan bertahap karena jumlah vaksin yang tersedia jumlahnya terbatas.
“Jumlah vaksinasi wartawan ini kami koordinasi dengan PWI Berau untuk meminta nama-nama wartawan yang prioritas divaksin di tahap dua ini,” ungkapnya.
Lanjut Iswahyudi menjelaskan vaksinasi tahap dua ini, Pemerintah Kabupaten Berau menerima 250 vial vaksin dengan target sasaran 2 ribu pelayan publik.
“Sasaran kita untuk tahap ini minimal 2 ribu namun itu masih bisa bertambah jika vaksin yang ada sekarang masih bisa digunakan sehingga bisa lebih dari 2 ribu sasaran. Untuk jumlah vaksin ada 250 vial, satu vial bisa digunakan minimal 8 orang jadi tergantung mengambilnya,” jelasnya.
Dalam vaksinasi tahap dua sendiri sedikitnya terdapat 13 kelompok masyarakat yang menjadi sasaran penerima vaksin tahap dua.
Diantaranya lansia, pendidik, pedagang pasar, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai pemerintah, keamanan, pelayan publik lainnya, transportasi publik, atlet, wartawan dan pekerja media dan pariwisata.
Sementara itu, Ketua PWI Berau, Abdul Azis Sakti mengapresiasi langkah Dinkes. Menurutnya program ini sudah sangat tepat mengingat wartawan adalah profesi yang dianggap rawan terpapar.
“Itu bagus, artinya wartawan itu kan kelompok yang sangat rentan terpapar, sehingga betul saja itu misalnya Pemda masukan teman-teman wartawan sebagai sasaran dan menjadi prioritas,karena wartawan ini kemana-mana sesuai tuntutan tugas,” ungkapnya.
Melihat mobilitas wartawan yang aktif di lapangan, berinteraksi dengan banyak orang, narasumber berbagai kalangan tentu dinilai sangat rawan tertular covid-19. Azis juga mengapresiasi perhatian Pemkab Berau terhadap awak media yang ada sehingga diprioritaskan untuk mendapatkan jatah vaksin meskipun baru 20 orang saja.
Dengan kata lain, upaya pencegahan dengan melihat peluang atau sasaran yang memiliki potensi besar tertular ini tentu sudah sangat tepat. (*)