TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam mengembangkan industri pengolahan hasil laut kian nyata. Salah satunya melalui pembangunan sentra produksi terasi di Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar, yang kini mulai memasuki tahap awal pelaksanaan.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Eva Yunita, mengungkapkan bahwa pembersihan lahan telah rampung. Saat ini, proses pematangan lahan tengah berlangsung sebelum pengerjaan konstruksi dimulai.
“Lahannya sudah dibersihkan dan sekarang sedang tahap penimbunan untuk pematangan. Ini bagian dari persiapan sebelum pembangunan fisik dimulai,” ujarnya saat diwawancarai pada Kamis (26/6/25).
Tahapan pembangunan akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan ketersediaan anggaran. Tahun ini, kata Eva, fokus utama adalah pembangunan rumah produksi sebagai fasilitas awal bagi pelaku usaha.
“Kita upayakan tahun ini sudah mulai terlihat bangunan fisiknya, meskipun belum keseluruhan karena dananya terbatas,” terangnya.
Adapun total anggaran yang dialokasikan melalui APBD Berau tahun 2025 sebesar Rp 1,2 miliar. Dana tersebut mencakup kegiatan awal seperti pembersihan lahan, pematangan, hingga konstruksi tahap awal.
Eva mengakui bahwa anggaran yang tersedia saat ini belum mencukupi seluruh kebutuhan sebagaimana tertuang dalam Detail Engineering Design (DED). Namun demikian, proyek tetap berjalan sebagai bukti komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor industri rumah tangga.
“Kita tahu anggarannya belum ideal, tapi ini langkah awal untuk membuktikan keseriusan pemerintah. Lokasinya sudah final, di Kampung Buyung-Buyung,” jelasnya.
Lahan yang digunakan untuk proyek ini merupakan hasil hibah dari pemerintah kampung setempat. Proses administrasi hibah tersebut pun telah memasuki tahapan akhir dan tengah diproses oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
“Sertifikat lahannya kabarnya sudah dalam proses penerbitan. Itu jadi dasar hukum untuk pembangunan ke depan,” tambah Eva.
Lebih lanjut, Diskoperindag juga membuka peluang untuk memperoleh tambahan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Namun, menurut Eva, mekanisme tersebut tergantung pada tema prioritas kementerian setiap tahunnya.
“Kalau nanti DAK 2026 punya tema yang selaras, seperti pengembangan produk turunan laut, kita siap ajukan proposal. Sementara ini kita tetap bangun komunikasi dengan kementerian,” kuncinya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto