TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Pemkab Berau memastikan Program Pejuang SIGAP Sejahtera tetap berjalan pada masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati periode 2025–2030. Meski begitu, pola pelaksanaannya akan mengalami sejumlah penyesuaian agar lebih tepat sasaran.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau, Tenteram Rahayu.
Ia menegaskan bahwa program pendamping kampung masih menjadi prioritas Pemkab Berau dalam lima tahun ke depan. Namun, pendampingan tak lagi dilakukan secara merata di seluruh kampung.
“Pendampingan akan difokuskan pada desa-desa tematik, bukan menyasar semua kampung. Kampung-kampung yang sudah dinyatakan mandiri nantinya akan dilepas dari skema pendampingan,” ungkap Tenteram.
Lanjutnya, desa tematik yang dimaksud adalah kampung yang memiliki potensi sektor unggulan tertentu. Saat ini, Pemkab Berau menetapkan tiga komoditas prioritas yang akan menjadi fokus pengembangan, yakni kakao, kelapa dalam, dan jagung.
“Misalnya, jika ada kampung yang fokus pada komoditas kakao, maka pendamping SIGAP akan kami tempatkan di sana. Begitu juga untuk desa wisata, desa pertanian jagung, dan lainnya,” ujarnya.
Kendati demikian, selain fokus pada sektor unggulan, pendamping SIGAP juga akan mengarahkan peran mereka untuk memperkuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pelatihan pengelolaan produk, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.
Menurutnya, peran administratif yang sebelumnya menjadi fokus, kini mulai bergeser ke arah pembinaan ekonomi dan kewirausahaan desa.
Tenteram juga mengungkapkan bahwa Pemkab Berau akan membuka rekrutmen pendamping baru dalam waktu dekat. Bedanya, kali ini pendanaan untuk gaji pendamping tidak lagi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Karena APBD tidak boleh digunakan untuk menggaji tenaga honorer, kami akan menggandeng pihak swasta melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Kami sudah menjalin komunikasi dengan salah satu perusahaan tambang di Berau,” paparnya.
Menurutnya Tenteram juga, keterlibatan pihak ketiga sebenarnya bukan hal baru dalam program SIGAP. Namun sebelumnya, peran mereka masih terbatas pada dukungan teknis. Ke depan, kerja sama ini akan diperluas agar para pendamping bisa bekerja secara profesional dan berkelanjutan.
Dari hampir 50 pendamping aktif dalam Program SIGAP sebelumnya, kata dia, ada sebanyak 12 orang telah dinyatakan lulus dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap pertama. Sementara 39 orang lainnya kini tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi tahap kedua.
“Kami berharap rekrutmen baru bisa segera dilaksanakan dengan skema yang sudah diperbarui. Karena kami melihat, program SIGAP ini benar-benar memberikan dampak positif bagi pembangunan kampung di Berau,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto