TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas diwakilkan oleh Plt Asisten II Sekkab Berau, Mustakim membuka pelaksanaan Workshop Sosialisasi dan Internalisasi Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Berau Tahun 2024-2029 di ruang rapat Bapelitbang, Rabu (10/7/24).
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan oleh Plt Asisten II Sekkab Berau, Mustakim mengatakan bahwa dirinya mewakili Pemkab Berau menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini dalam upaya membangun kesadaran dan kewaspadaan bersama mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana di Kabupaten Berau.
“Selain itu, kegiatan ini juga merupakan ajang membangun sinergitas antar pihak terkait, dalam upaya identifikasi kebencanaan di Kabupaten Berau,” ungkap Mustakim.
Lanjutnya, Kabupaten Berau merupakan salah satu kawasan yang rawan bencana seperti banjir, angin kencang, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, abrasi, gempa bumi, tanah longsor, hingga tsunami.
“Belum lagi, cuaca ekstem yang saat ini kita hadapi. Sehingganya, sebisa mungkin, potensi bencana harus kita cegah sedini mungkin. Kita harus mampu mengantisipasi, termasuk melakukan kajian risiko bencana,” ujarnya.
Menurutnya, kajian risiko bencana adalah dokumen wajib yang harus dimiliki pemerintah kabupaten sesuai amanat Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota. Dokumen ini memuat peta risiko bencana untuk semua jenis bencana yang terdapat di suatu daerah dan berbasis spasial, yang juga merupakan salah satu bagian dari upaya penurunan Indeks Risiko Bencana (IRB).
Lebih lanjut, kajian risiko bencana merupakan perangkat untuk menilai potensi kerugian akibat ancaman bencana. Dengan mengetahui kemungkinan dan besarnya kerugian, fokus perencanaan dan keterpaduan penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi lebih efektif.
“Dengan demikian, adanya dokumen kajian risiko bencana memungkinkan kerugian akibat bencana dapat ditekan seminimal mungkin,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan, dokumen kajian risiko bencana sangat memerlukan data yang akurat, valid, legal, dan faktual dari instansi terkait. Untuk itu, ia mengharapkan kerja sama dari seluruh perangkat terkait agar bersama-sama menyukseskan perumusan dokumen kajian risiko bencana yang dapat menjadi panduan gerak.
“Penyusunan dokumen kajian risiko bencana ini saya harapkan dapat dilaksanakan secara pentahelix. Yang mana, dokumen ini sangat bermanfaat dan insyaallah ikhtiar kita untuk memberikan keselamatan bagi masyarakat Kabupaten Berau,” bebernya.
Mustakim juga mengimbau kepada jajaran BPBD Kabupaten Berau untuk mengawal kegiatan ini hingga seluruh tujuan dari kegiatan ini tercapai sebagaimana mestinya. Di hari-hari depan, tantangan terhadap penanggulangan bencana akan semakin berat, mengingat intensitas bencana yang terjadi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
“Besar harapan saya, kegiatan ini akan meningkatkan koordinasi dan kemitraan dari seluruh perangkat terkait, untuk kemudian berkomitmen bersama, hingga pada akhirnya kita siap melaksanakan aksi-aksi tanggap bencana demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Bumi Batiwakkal tercinta,” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim