TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Beberapa kampung dan kelurahan yang masuk dalam Kecamatan Sambaliung mengeluhkan kekurangan air bersih, diantaranya Kelurahan Sambaliung, Kampung Pegat Bujur dan Rantai Panjang.
Menanggapi usulan tersebut, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Berau, Agus Wahyudi menyampaikan, pembangunan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) di Kecamatan Sambaliung akan direncanakan secara tematik.
Satu SPAM bisa mengcover beberapa kawasan, tidak mesti dalam praktiknya satu kampung bisa diakomodir satu proyek SPAM di dalamnya. Jika direalisasikan membutuhkan anggaran yang sangat besar. Pihaknya ingin pembangunan SPAM bisa memfasilitasi beberapa kampung.
“Tadi dikeluhkan Kampung Sei Bebanir Bangun, bahwa tidak ada usulan mereka yang direalisasikan. Sebenarnya untuk ketersediaan air ada yang masuk tapi melalui Kampung Gurimbang,” ujar Agus.
Agus menyebut, membangun SPAM untuk ketersediaan air bersih bisa mencapai senilai Rp 80 Miliar yang dibangun secara multiyears contract, untuk melayani empat kampung sekaligus. Di kampung lain memang belum terlihat nyata realisasinya.
“Memang tidak kelihatan di kampung itu tapi kalau dibagi satu-satu kan bisa dapat Rp 20 miliar,” ucapnya.
Agus menambahkan, air bersih masih menjadi prioritas bagi Pemkab Berau untuk direalisasikan. SPAM akan dibangun di satu kampung untuk megcover kampung yang ada sekitarnya. Ia mencontohkan, seperti di Kampung Pegat Bukur SPAM-nya bisa mengairi Kampung Inaran dan Bena Baru.
Sementara itu, Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman mengatakan, untuk di Kelurahan Sambaliung mengusulkan dua lokasi untuk ketersediaan air bersih dan telah dicatat pihaknya. Dan di sungai buntu sudah masuk dalam perencanaan DPUPR Berau karena sudah diusulan pada 2022 lalu.
“Tapi mungkin karena keterbatasan anggaran kalah prioritas dengan yang lain. Tapi, semoga saja bisa masuk dianggaran tahun depan,” katanya.
Sedangkan, untuk Kampung Pegat Bukur sudah pernah dibahas dengan DPUPR. Seperti yang disampaikan Pj Sekda Berau, nantinya bisa melayani Inaran dan Bena Baru. Dana tambahannya Tumbit Dayak. Seperti konsep kepala daerah sebelumnya, yakni klaster. Dan itu telah dibuktikan dengan Kampung Gurimbang. Yang mana bisa melayani beberapa kampung. Menurutnya itu jauh lebih efektif.
Lanjutnya, untuk Kampung Long Lanuk sudah bekerja sama dengan salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di sana. masih bisa dioptimalisasikan dengan kerjasama antara Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dengan Perumda.
“Jadi kami melakukan pendampingan kepada BUMK, diperkuat dari sisi SDM, dan tata kelolanya. Karena modal organisasi ada dua yakni good leader dan good system,” pungkasnya. (Yud/Adv/Ded)