TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Trend menurunnya angka kasus gizi buruk di Kabupaten Berau pada tahun 2021 yang hanya lima kasus, jika di bandingkan dengan tahun 2020 lalu mencapai 26 kasus terlihat jelas.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi. Dirinya menjelaskan, Balita gizi buruk atau malnutrisi merupakan kondisi ketika anak tidak mendapatkan nutrient, mineral, dan kalori yang mencukupi untuk membantu pertumbuhan organ vital.
Dianosis yang tepat pada penangan balita gizi buruk sangatlah penting demi mencegah dampak buruk yang lebih parah pada masa mendatang. Pengobatan balita gizi buruk dapat dilakukan secara mandiri di rumah apabila masih pada tahap awal. Dan jika sudah berat, masalah tersebut harus ditangani di rumah sakit.
“Apabila diketahui adanya tanda gizi buruk sebaiknya sesegra mungkin melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dan dalam pencegahannya, para orang tua diharapkan untuk menrapkan pola makan diet seimbang pada anak dan memastikan layanan dasar mereka tercukupi,” ujar Iswahyudi, Rau (12/1/22).
Lanjutnya, gizi buruk sangat berdampak pada tumbuh kembang dan kesehatan anak. Nutrisi yang baik angat penting untuk mencegah balita gizi buruk dan memastikan perkembangan anak terutama pada usia awal. Nutrisi bisa diperoleh sejak bayi dalam kandungan. Fase utama kebutuhan bayi adalah sejak masa kandungan hingga anak berusia dua tahun.
“Masa dalam kandungan organ-organ penting termasuk otak membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk bisa berkembang maksimal. Ketika nutrisi tidak mencukupi timbul lah resiko bayi gii buruk,” jelasnya.
Oleh karena itu, Iswahyudi berharap segala kebutuhan nutrisi bisa lebih diperhatikan oleh orang tua. Makan teratur dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang optimal, agar menghindari malnutrisi atau gizi buruk. (Yud/Ded)