TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kepala Sekolah SMPN 1 Biduk-biduk, Marcelius Blalo Openg yang dikonfirmasi pada Jumat (15/10/21) menyayangkan ahli waris yang menyegel sekolah sehingga menyebabkan siswa yang seharusnya sudah memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada 11 Oktober lalu kini masih harus belajar secara daring kembali.
Ia menuturkan, berdasarkan hasil rekomendasi yang telah diberikan oleh Dinas Pendidikan kabupaten Berau kepada SMPN 1 Biduk-biduk, seharusnya pihaknya telah melaksanakan PTM pada Senin kemarin. Namun karena terkendala masalah penyegelan yang dilakukan si pemilik lahan maka hal tersebut tidak bisa dilakukan.
“Kami juga sudah rapat dengan guru dan staf, dan keputusan seharusnya sudah menjalankan PTM pada Senin kemarin,” jelas Blalo Openg, Jumat (15/10/21).
Lanjutnya, pihak sekolah juga telah menyerahkan surat dari Dinas Pendidikan (Diknas) yang isinya tentang permohonan untuk membuka segel kepadaa pihak ahli waris, namun hingga saat ini belum ada respon dan tanda-tanda dari ahli waris akan membuka segel tersebut atau tidak.
“Suratnya dari Diknas sudah saya terima dan langsung saya berikan kepada pemilik lahan, namun sampai saat ini belum ada tanggapan,” terangnya.
Marcelius mengakui bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan Kepala Bidang Pembinaan SMP, dan dari pihak Diknas menyarankan untuk sementara ini pembelajaran dilakukan secara daring hingga waktu yang belum dapat ditentukan.
“Yang menjadi pertimbangan juga, maka kami melaksanakan pembelajaran masih melalui daring,” katanya.
Dirinya menerangkan, untuk pelayanan administrasi tetap berjalan dari rumah masing-masing petugas. Namun, pihak pengajar mengeluhkan rasa yang kurang nyaman jika harus bekerja dari rumah.
“Apabila segala aktifitas dikerjakan disekolah akan lebih baik lagi, agar bisa dengan mudah dan lancer saat bekerjanya,” ungkapnya.
Semoga saja segel segera dibuka agar dapat menjalankan PTM bersama dengan guru dan murid. Menurutnya, semua pihak termasuk murid, guru, dan orang tua sudah hampir dua tahun menunggu PTM kembali terlaksana. Dengan adanya penyegelan ini, peserta didik dan guru menjadi korban, semoga solusi dengan cepat didapatkan oleh pemegang kekuasaan agar siswa bisa bersekolah tatap muka seperti sekolah-sekolah lainnya.
“Hal ini merupakan kerinduan dari semua pihak akan pelaksanaan PTM,” tutupnya. (Yud/Ded)