TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Dan Pelestarian Bahasa Banua Dan Kebudayaan Barau No 7 Tahun 2018. Berau tentunya akan merealisasikan dengan memasukan Pelajaran Bahasa Banua masuk dalam kurikulum mata pelajaran Muatan Lokal pada sekolah-sekolah yang berada di Berau.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Berau, Gamalis bahwa perda tersebut sudah seharusnya diberikan support sepenuhnya, jangan sampai bahasa asli Berau itu hilang.
“Tidak hanya bahasa asli berau saja, tetapi kuliner, pakaian serta tariannya yang dimodifikasi sebagian itu sebaiknya dikembalikan pada yang asli dan originalnya,” tegas Gamalis, (21/9/21).
Sebagai Wakil Bupati Berau, Gamalis tentu sangat mensupport dan mendukung penuh akan perda no 7 tahun 2018 ini. Dan Kalau hal tersebut telah memungkinkan dirinya akan langsung memanggil para kepala dinas pendidikan bila memungkinkan memasukan mata pelajaran ini kedalam kurikulum.
“Kalau sudah fix dan memungkinkan memasukannya ke dalam kurikulum, kenapa tidak segera kita tindak lanjuti,” ujarnya.
Ditemui Terpisah, Kadisperindangkop, Salim menambahkan, dalam perihal merawat warisan budaya Berau, saat ini untuk meningkatkan kebudayaannya telah merancang dan membuat batik motif khas Berau sendiri yang diprakarsai oleh Ibu Aslinda yang merupakan istri Wakil Bupati Berau.
“Akan segera kita patenkan motif batik khas Berau di tahun ini, kemudian akan segera kita sosialisasikan salah satu bagaimana pengembangan budaya kita,” jelasnya.
Dengan peraturan Bupati nantinya, motif-motif batik akan masuk dalam motif yang bersertifikasi Haki dan akan ikut masuk dalam rancangan di antara 15 motif Haki lainnya.
“Banyak instansi yang setuju dan ingin segera menggunakan motif batik khas Berau ini, akan tetapi kita masih terkendala oleh belum bisanya melakukan produksi massal akan batik ini,” tuturnya.
Wabup juga mengatakan bahwa pemda siap membuat Peraturan Bupati (Perbup) mengenai perintah mewajibkan instansi pemerintah dan sekolah-sekolah di Berau untuk wajib menggunakan batik dengan motif khas Berau.
“Apabila pihak Disperindakop bisa melakukan produksi massalnya, bisa langsung kita proses pembuatan Perbupnya,” tutupnya. (Yud/Ded)