MENJADI ‘korban’ dari dampak pandemi Covid-19 tak membuat Anita putus asa. Malah membukakan jalan rejeki baru bagi ibu rumah tangga ini. Di mana saat ini omzet ratusan ribu mampu diraihnya hanya dalam kurun waktu satu hari.
ARTA KUSUMA YUNANDA, Berau
Beberapa bulan terakhir aktifitas Anita terlihat cukup sibuk. Beberapa kurir secara bergantian mendatangi kediamannya yang berada di Jalan Bukit Maritam, Kelurahan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Para kurir ini datang untuk mengantarkan paket pakaian kepada para pelanggan Anita.
Ya, wanita berusia 31 tahun ini merupakan seorang wiraswasta yang baru meniti usaha. Ia memanfaatkan sarana online untuk menjual berbagai merek baju yang dijualnya. Baik itu di jejaring Facebook hingga Instagram.
Sebenarnya, menjajakan pakaian seperti yang ia lakukan sekarang tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Anita. Namun, usai terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan di mana dirinya bekerja sebelumnya, membuat ia harus berpikir keras menambah pemasukan di keluarganya. Salah satunya dengan berjualan pakaian via online.
“Awalnya itu lihat teman yang sudah berjualan via media sosial. Respon masyarakat saya lihat bagus dan pemasukkannya juga lumayan. Jadi saya pikir kenapa saya tidak mencoba begitu juga,” katanya.
Apalagi menurutnya, saat ini pandemi Covid-19 membuat banyak orang enggan keluar rumah. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan sandang hingga pangan mereka, masyarakat lebih banyak memanfaatkan teknologi yang ada, khususnya melalui ponsel pintar. Hal ini dibuktikan juga dari data yang dikeluarkan salah satu website, di mana terjadi peningkatan mulai 17 persen hingga 38 persen pemanfaatan berbagai aplikasi penunjang kebutuhan masyarakat di masa pandemi.
Kondisi inilah yang ingin dimanfaatkan Anita. Hanya dengan cukup berdiam diri di rumah sembari memainkan ponsel pintarnya, ibu satu anak ini ingin mencoba peruntungan. “Kenapa saya memilih menjual pakaian? Itu karena saya lihat banyak orang yang berbelanja pakaian. Makanya saya tertarik untuk jual pakaian juga,” ucapnya.
Dengan bermodalkan uang hasil PHK yang ia terima, Anita pun mulai membeli secara besar-besaran produk pakaian yang menurutnya banyak diminati masyarakat. Kemudian satu persatu pakaian yang ia beli sebelumnya difoto. Lalu di-upload ke jajaring sosial miliknya. Sembari dihiasi kalimat-kalimat manis promosi, untuk menarik minat masyarakat dunia maya agar membeli pakaian yang ia jajakan.
Di bulan pertama memulai usaha ini, ternyata tak semanis yang Anita bayangkan. Hanya beberapa pakaian yang ia bisa jual dalam satu pekannya. Situasi yang sedikit membuat ia frustasi, karena ekspektasi tingginya di saat memulai.
“Kata teman saya, diawal-awal memang begitu. Anggap saja sebagai perkenalan dulu sambil mencari pelanggan,” tuturnya.
Karena sudah terlanjur ‘basah’ terjun di usaha tersebut, wanita berhijab inipun tak mau langsung balik badan begitu saja. Ia mencoba belajar secara otodidak cara berjualan di media sosial. Mulai dari mencari produk yang akan dijual, pangsa pasar yang diincar hingga cara pemasarannya yang menarik.
Seiring berjalannya waktu, hingga memasuki bulan ketiga saat ia mulai berjualan online. Jumlah pembeli di lapak online milik Anita mulai meningkat. Ulasan-ulasan baik tentang barang yang ia jual, semakin membuat barang dagangannya dilirik dan diminati banyak orang. Bahkan, pembelinya pun tak semata berasal dari wilayah Berau, Kalimantan Timur saja. Melainkan ada juga dari kabupaten hingga luar provinsi yang membeli barang dagangannya.
Kini, setelah hampir empat bulan menggeluti dunia bisnis tersebut, omzet Anita pun meningkat cukup drastis. Ia mampu meraup keuntungan mencapai Rp 500 ribu per harinya dari puluhan pakaian yang ia jual. Angka yang memang cukup fantastis bagi para pemula sepertinya.
“Alhamdulillah respon masyarakat bagus mengenai pakaian dan jilbab yang saya jual. Makanya banyak yang tertarik dan membeli,” katanya sembari tersenyum manis.
Di sisi lain, untuk menunjang bisnis yang tengah digelutinya. Anita memanfaatkan jasa pengiriman PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE. Untuk membawa pakaian yang dibelinya dari Pulau Jawa ke Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Selain karena sudah sering memakai jasa JNE untuk keperluan pengiriman lainnya. Anita menyebut teman-temannya juga merekomendasikan ia untuk menggunakan jasa dari perusahaan yang baru-baru ini berusia 30 tahun tersebut. “Dari dulu memang sudah pakai jasa JNE kalau mau kirim-kirim barang ke keluarga yang ada di kampung,” ungkapnya.
“Makanya pas teman-teman rekomendasikan pakai jasa JNE untuk mengirim pakaian yang saya beli, saya tidak pikir panjang lagi,” sambungnya.
Hal ini juga berlaku bagi pelanggan Anita dari luar daerah. Setiap ada pesanan pelanggan yang berada di luar Berau, Anita selalu merekomendasikan jasa pengiriman JNE. Karena dirinya ingin produk yang ia jual, bisa secepatnya berada di tangan pembelinya.
“Meskipun enggak berkaitan secara langsung sama produk yang dijual. Khawatirnya kalau barang lambat datang, pelanggan marah-marah. Jadi enggan beli di lapak kita lagi,” ucapnya.
Selain karena proses pengiriman yang tepat waktu. Keramahan para karyawan JNE juga menjadi nilai tambah di mata Anita. Sehingga ia pun memutuskan menjadi pelanggan JNE selama ini.
Seiring terus berkembangnya usaha yang dilakoninya saat ini, Anita pun mengaku sangat bersyukur dan bahagia. Meski diakuinya sempat merasa putus asa, usai berhenti berkerja. Namun kini baginya hal tersebut adalah jalan yang diberikan Tuhan kepada dirinya.
Kini, ia pun memiliki target untuk memperbesar omzet usahanya. Dengan menyiapkan sebuah brand pakaian yang ia buat dan telah ia siapkan namanya. Meski nama brand tersebut belum mau diungkapkannya terlebih dahulu. “Dari pada jual pakaian produk orang lain, mending kita buat brand sendirikan,” ujarnya tertawa.
Langkah ini juga diiringi dengan sikap optimistisnya mengenai perekonomian Indonesia ke depannya. Ia yakin, usai pandemi Covid-19 ini mampu diatasi pemerintah, maka perekonomian Indonesia akan kembali meningkatkan dan menuju arah yang semakin baik. “Makanya brand yang saya buat nanti akan jadi cara saya menyambut ekonomi kita yang menuju lebih baik lagi,” pungkasya.