TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi, mengingatkan masyarakat Berau untuk waspada akan terjadinya bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina.
Fenomena La Nina sendiri merupakan fenomena alam yang terjadi di Samudera Pasifik. BMKG memprediksi fenomena alam tersebut akan berdampak pada tingginya curah hujan Bumi Batiwakkal hingga akhir tahun.
“Curah hujan di Berau beberapa hari terakhir cukup deras dan bahkan disertai angin kencang dan petir. Masyarakat harus waspada terkait itu, karena bisa jadi salah satu dampak dari fenomena La Nina. Dan yang perlu diwaspadai semua pihak juga adalah hidrometeorologi atau merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca, seperti banjir, longsor, hingga puting beliung, bisa saja terjadi akibat dampak fenomena tersebut,” jelasnya, Kamis (15/10/2020).
Tekad juga menjelaskan secara singkat terkait fenomena La Nina yang dikatakannya merupakan proses iklim global yang terjadi di Samudera Pasifik, yakni suhu dingin terjadi di laut Pasifik sehingga di kawasan Indonesia akan mengalami kenaikan suhu yaitu pemanasan sehingga menyebabkan akumulasi curah hujan yang cukup tinggi.
Puncak dampak dari fenomena La Nina sendiri terjadi di bulan Desember dan Januari 2021 untuk di wilayah Berau. Selain itu, cuaca ekstrem yang terjadi di Berau, dikatakan Tekad akan sangat berpengaruh terhadap kondisi Berau baik yang berada di pengunungan atau di bantaran sungai.
“Setelah kita mengetahui hal ini, sekiranya semua harus lebih waspada lagi. Bagi pengguna transportasi laut ataupun nelayan juga berhati-hati, apabila cuaca buruk biasanya akan terjadi badai atau pertumbuhan awan yang cukup signifikan maka akan menimbulkan gelombang tinggi,” pintanya. (tim)