TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Anggita DPRD, Kabupaten Berau Sa’ga beberapa waktu lalu melakukan reses di Kecamatan Pulau Derawan. Masyarakat pulau Derawan pun tak ada henti-hentinya menyuarakan terkait kondisi pulau Derawan yang setiap tahunnya mengalami abrasi sehingga membuat daratan Pulau Derawan semakin berkurang.
Daratan pulau yang seluas 44,4 hektar ini. Diyakini berkurang setiap tahunnya luasnya. Abrasi terjadi bahkan menjadi lebih cepat dibandingkan 10 tahun lalu.
Saat ini diperkirakan luas daratan berkurang 6 meter di bibir pantai setiap tahunnya. Tidak sedikit bangunan dan fasilitas yang sudah hilang akibat abrasi. Anggota DPRD Berau H Sa’ga mengungkapkan, bahwa dalam reses yang baru saja dilaksanakan dirinya kembali menerima aspirasi yang setiap tahun disampaikan warga Derawan.
“Masyarakat kembali meminta nadanya solusi terkait kondisi ini, karena fasilitas pendopo dibangun pemkab Berau juga tampak miring, helipad mulai hilang, lapangan Voly pantai venue PON 2008 pun terdampak,” ungkapnya.
Ancaman abrasi sampai saat masih berlanjut lantaran belum ada solusi dari instansi terkait. Menurut Politisi PPP ini, diperlukan peran bersama yakni eksekutif untuk komitmen mendorong pihak yang paling berwenang untuk melakukan penanganan.
Karena bukan sebagai pengguna anggaran, DPRD menurutnya hanya bisa menyampaikan kepadaPemerintah daerah atau pun Provinsi hingga pusat untuk memperhatikan kondisi ini.
Menurutnya abrasi yang terjadi di pulau andalan wisiata Berau ini sudah termasuk gawat.
Padahal ada bangunan bersejarah yakni bangunan resort yang pernah dihuni presiden kedua Indonesia Soeharto yang juga sudah tersapu abrasi.
“Kami khususnya saya selaku anggota Dewan yang lahir di Pulau Derawan akan menyampaikan kepada pemerintah baik tingkat kabupaten maupun provinsi dan Pusat dan saya yakin teman-teman lain di DPRD Berau akan memperjuangkan,” jelasnya.
Masyarakat kampung diwakili pemerintahan kampung meminta ada kucuran anggaran untuk penanganan abrasi. Sebab aspirasi ini sudah sangat lama namun tidak kunjung ada realisasi penanganan. Semakin lama bibir pantai semakin mendekat dengan bangunan-bangunan lain yang menunggu hilang disapu abrasi.
Sa’ga mengungkapkan, tidak hanya mengacam hunian masyarakat pulau, tetapi juga mengancam pariwisata Berau. Diketahui, Pulau Derawan merupakan objek wisata andalan pertama Berau yang sudah mendunia. Tahun 1995, oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) provinsi untuk melakukan pengukuran pulau Derawan. Kala itu menurutnya panjang pulau Derawan mencapai hampir 3 kilometer dengan lebar 1,5 kilometer. Namun saat ini sudah jauh berkurang dibandingkan 1995.
“Harapan kami kepada pemerintah untuk segera turun dan melakukan penyelamatan pulau derawan,sebab sampai saat ini belum aada solusi nyata dilapangan,” ungkapnya.
Sebagaimana hasil evaluasi dari Institut tekhnologi Surabaya (ITS) disebutkan jika Derawan memerlukan pemecah ombak untuk mengurangi hempasan ombak dipantai.(Dws/ADV)