TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemerintah Kabupaten Berau melakukan pendataan ulang spot-spot diving unggulan yang berada di objek wisata bahari. Langkah ini diambil untuk memetakan secara pasti spot diving yang ada serta jumlahnya. Hal ini pun bakal menjadi referensi bagi para pecinta selam yang ingin berkunjung ke Berau.
Rencana ini disampaikan Wakil Bupati Berau, Agus Tantono saat membuka seminar directory diving spots, pekan lalu di Pulau Maratua. Seminar ini sekaligus membahas titik-titik penyelaman di Pulau Maratua dan sekitarnya yang selama ini menjadi lokasi unggulan bagi wisatawan. Seminar ini dihadiri oleh para diver lokal dan luar.
Wabup menyampaikan bahwa pendataan ulang spot selam ini bakal menjadi bagian dalam promosi wisata. Dimana spot selam yang ada sejauh ini perlu diperbaharui kembali. Dengan begitu spot selam yang ada di Berau terlihat dengan jelas, untuk jumlah dan lokasinya. “Sangat banyak spot selam yang ada di Maratua dan sekitarnya. Dengan data yang valid tentu bakal memudahkan para diver saat berkunjung. Karena ketahuan itu, di titik ini apa saja keunggulannya yang menjadi daya tarik,” jelas Agus.
Ditegaskan bahwa pendataan in sangat penting dilakukan. Karena informasi yang ditampilkan nantinya menjadi pertimbangan para penyelam. Ia pun mengakui bahwa masih banyak spot yang belum terdata. Padahal Berau memiliki spot yang cukup menantang dan menarik untuk dijelajahi. “Saya pernah dapat informasi bahwa ada lokasi jangkar kapal perang. Ini menarik untuk diselami. Namun lokasinya masih belum ketahuan pasti. Nah yang seprti ini perlu didata kembali,” katanya.
Selain pendataan ulang spot diving ini, Agus juga menyampaikan bahwa perlu disusun juga mengenai aturan di spot selam. Diungkapkan, Maratua memiliki spot unggulan seperti channel, dan banyak penyelam yang datang ke sana. Dan yang sering terjadi adalah lokasi ini menjadi sangat ramai pada saat-saat tertentu. “Jadi di bawah itu seperti pasar. Tidak bisa lagi menikmati keindahannya dengan tenang. Ini yang perlu diatur lagi. Seperti dibuatkan jadwal, sehingga tidak masuk semuanya ke sana,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Masrani menyampaikan bahwa hasil dari pendataan ulang spot selam ini akan diterbitkan dalam bentuk buku. Ini lah yang akan disebarkan sebagai alat promosi wisata.
Data yang dibutuhkan tidak hanya koordinat saja, tapi juga kehidupan bawah laut yang ada di sana. “Misalnya di spot ini apa saja yang dapat dilihat, seperti baracuda, ikan hiu, atau penyu. Informasi ini yang menggambarkan spot selam ini. Jadi setiap spot punya keunggulan masing-masing,” pungkasnya. (Hms5)