TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Sejumlah titik di ruas Jalan Nasional di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, mengalami kerusakan cukup parah. Namun, hingga pertengahan 2025, perbaikan belum bisa dilakukan secara menyeluruh lantaran terbatasnya anggaran yang tersedia.
Hal tersebut disampaikan oleh Akhmad Supriyatno, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.6 PJN 2 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur. Ia mengungkapkan bahwa setidaknya ada 20 titik kerusakan parah dari 36 titik jalur nasional di wilayah Berau dari 36 titik yang rusak, namun anggaran yang tersedia tahun ini belum mencukupi untuk penanganan total.
Pihaknya pun telah melakukan inventarisasi kerusakan dan memang ada sekitar 20 titik yang kondisinya memprihatinkan.
“Untuk saat ini, anggaran yang tersedia baru cukup untuk penanganan darurat atau pemeliharaan ringan di 4 titik prioritas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, BBPJN Kaltim telah mengusulkan tambahan anggaran melalui mekanisme revisi dan pengajuan di APBN Perubahan. Namun proses tersebut memerlukan waktu dan tidak menjamin seluruh titik bisa tertangani tahun ini.
“Penanganan secara menyeluruh idealnya membutuhkan dana yang lebih besar. Kami tetap berupaya semaksimal mungkin agar ruas yang paling vital bisa segera diperbaiki agar tidak mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Sejumlah warga dan pengemudi truk di wilayah Berau mengeluhkan kondisi jalan yang berlubang dan rusak berat, terutama saat musim hujan. Tak jarang kerusakan ini menyebabkan kecelakaan ringan maupun kerusakan kendaraan.
Pemerintah berharap dukungan semua pihak agar pembangunan infrastruktur jalan nasional di daerah terus mendapat prioritas demi kelancaran konektivitas dan keselamatan pengguna jalan.
Akhmad Supriyatno juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan bersabar. Pihaknya juga memaahami keluhan masyarakat, dan melaporkan seluruh data kerusakan ke pusat, tinggal menunggu respon anggaran tambahan.
“Kami akan terus lakukan pemeliharaan rutin agar kerusakan tidak semakin parah,” pungkasnya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto