TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Banyaknya lahir pemuda berprestasi di Kabupaten Berau akhir-akhir ini. Baru-baru terdapat stau nama pemuda yang kembali muncul menorehkan prestasi di kanca internasional.
Dia adalah Zinadine Zidan Alsyahana pemuda asal Kabupaten Berau yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Universitas Airlangga Surabaya. Dirinya baru-baru ini mendapatkan gold medal dari perlombaan Prototipe Produk bernama World Young Inventors Exhibition (WYIE) yang diadakan di Kuala Lumpur Conventional Center, Malaysia pada 28-31 Mei 2025 lalu.
Ajang bergengsi di negeri jiran ini diikuti oleh 900 tim dari 15 negara di seluruh dunia mulai dari Indonesia, Malaysia, hingga Arab Saudi, Qatar, dan Canada.
Dengan kegembiraan Zinadine Zidan Alsyahana dikonfirmasi dan menjawab seluruh kebahagiaannya.
“Saya begitu bahagia karena ini perlombaan pertama saya di kancah internasional dan kami mendapatkan gold medal,” ungkapnya melalui via telepon dengan suara yang ceria pada Selasa (3/6/25).
Pria berusia 21 tahun itu pun menyampaikan bahwa dalam perlombaan tersebut dirinya ikuti dengan penuh semangat. Berawal dari ajakan teman sekelas, kemudian ia melihat potensi dari lomba ini yang dapat memperkenalkan inovasi terbaik bersama kelompoknya serta dapat mempertemukan dengan banyak inventor-inventor hebat dari seluruh dunia.
“Saya ingin menguji kemampuan saya dalam menciptakan solusi yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Pemuda asal Kabupaten Berau tersebut menjelaskan, proses tim dari Indonesia sendiri berasal dari berbagai wilayah dan lembaga tinggi di Indonesia. Pada akhirnya inovasi terbaik kelompoknya pun membawa mereka mewakili Indonesia melalui tahap seleksi secara online berupa proposal ide dari inovasi yang mereka bawa.
“Dalam lomba pun saya membuat prototipe robot automated-guided vehicle yang digunakan untuk membantu perawat dan/atau pihak rumah sakit untuk mengantarkan makanan minuman pasien, obat-obatan, bahkan memindahkan pasien itu sendiri dari 1 titik ke titik lainnya,” katanya dengan semangat.
Perjuangan kelompok yang membawa nama daerah-daerah masing-masing dan Indonesia ini tak berhenti. Mereka pun akhirnya mendapatkan dukungan dari lembaga Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA). Tidak hanya itu, kampus yang mereka cintai pun turut memberikan dukungan berupa dana. Ya, walaupun tidak 100 perseb mengcover tapi menurutnya tetap membantu.
“Proses kami pun mendapat dukungan dari lembaga swasta Indonesia yakni INNOPA yang mendukung tim dari Indonesia berupa arahan dari awal hingga akhir lomba,” jelasnya.
Dirinya percaya bahwa dengan mengikuti ajang internasional seperti WYIE, tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga, tetapi juga dapat menimba keilmuan yang lebih dalam langsung dari penemu-penemu muda lainnya.
“Saya senang melihat penemu-penemu mhda dari berbagai negara dari bagaimana mereka melihat permasalahan dan menciptakan solusi yang kreatif,” terangnya dengan semangat.
Terbesit segenap harapan, bahwa keikutsertaan dirinya dapat membuka peluang kolaborasi lintas negara dan memperluas wawasan saya tentang perkembangan teknologi dan inovasi di berbagai belahan dunia.
“Bagi saya, WYIE bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sarana pembelajaran, inspirasi, dan pengembangan diri untuk menjadi inovator yang lebih baik di masa depan,” bebernya.
Ia pun berjanji akan menyampaikan hal ini kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Agar, masyarakat Bumi Batiwakkal dapat berbangga bahwa telah lahir seorang pemuda dengan segudang inovasinya. Walau hingga saat ini belum ada bantuan maupun apresiasi dari Pemerintah baik pusat maupun daerah.
“Saya akan sampaikan bagaimana proses panjang yang saya lalui bersama kelompok dan ini adalah kejuaraan seluruh masyarakat Kabupaten Berau,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto