TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau terus melakukan terobosan guna memaksimalkan pelayanan kesehatan, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota.
Salah satu strategi yang saat ini diterapkan adalah sistem rolling atau rotasi penugasan dokter spesialis ke wilayah pedalaman dan pesisir secara berkala.
Dalam kesempatannya, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie, menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil untuk menjawab keterbatasan jumlah dokter spesialis yang bertugas di fasilitas layanan kesehatan di luar ibu kota kabupaten.
Ia menyebut, dalam pelaksanaannya, rotasi dilakukan setiap satu hingga dua minggu sekali.
“Setiap minggu kita rolling. Meskipun belum menyelesaikan semua persoalan, tapi setidaknya masyarakat di daerah pedalaman dan pesisir tetap bisa mendapat pelayanan dari dokter spesialis secara berkala,” jelas Lamlay, Senin (21/4/25).
Untuk mendukung sistem ini, Dinkes Berau memanfaatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas di wilayah perkotaan, yang memiliki jumlah petugas lebih banyak. Mereka secara bergantian diberi tugas ke daerah-daerah yang mengalami kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis.
“Kita pinjam dari Puskesmas kota yang petugasnya relatif lebih lengkap. Ini bentuk solidaritas internal agar pelayanan tetap berjalan merata,” sambungnya.
Lamlay juga mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus meningkatkan kapasitas dua rumah sakit yang berada di bawah pengelolaan Dinas Kesehatan, yaitu RSUD dr. Abdul Rivai dan Rumah Sakit Talisayan. Khusus RS Talisayan, Dinkes tengah mengupayakan peningkatan status menjadi rumah sakit tipe C.
“RS Talisayan masih membutuhkan beberapa dokter spesialis untuk mendukung rencana peningkatan status menjadi tipe C. Ini penting agar pelayanan bisa lebih lengkap dan merata, tidak hanya bergantung pada rumah sakit di Tanjung Redeb,” ungkapnya.
Selain penguatan dari sisi SDM, Lamlay menambahkan bahwa pihaknya juga tengah menyiapkan proses administrasi dan pengembangan manajemen RS Talisayan untuk bisa menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Menurutnya, dengan status BLUD, rumah sakit akan memiliki fleksibilitas lebih dalam pengelolaan keuangan dan pengembangan layanan.
“Target kita RS Talisayan bisa BLUD, karena dengan itu pengelolaan anggaran dan pelayanan akan jauh lebih lincah dan efisien. Tapi tentu itu semua harus didukung dengan kelengkapan tenaga medis, termasuk dokter spesialis,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya menyadari bahwa pemerataan tenaga medis, khususnya spesialis, bukan perkara yang mudah. Namun melalui sistem rotasi yang konsisten dan penguatan fasilitas kesehatan di wilayah pesisir dan pedalaman, Lamlay optimistis kualitas pelayanan secara bertahap akan meningkat.
“Langkah ini memang bertahap, tapi ini solusi nyata sementara. Setidaknya, masyarakat di wilayah luar kota tidak merasa terabaikan,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto