TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kabupaten Berau masih dihadapkan pada tingkat inflasi yang tinggi, yang sebagian besar disebabkan oleh rendahnya ketersediaan pangan, meskipun indeks ketahanan pangannya telah mencapai angka 79,29.
Dalam kesempatannya, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menegaskan bahwa permasalahan ini perlu segera ditangani dengan meningkatkan produktivitas pangan lokal melalui pendekatan yang lebih inovatif dan modern.
“Kenapa inflasi di Berau tinggi? Karena ketersediaan pangannya masih rendah, meskipun ketahanan pangannya terbilang tinggi,” ungkapnya.
Lanjutnya, salah satu faktor utama penyebab inflasi adalah ketergantungan Berau pada pasokan pangan dari luar daerah. Menurutnya, jika kebutuhan pangan dapat dipenuhi oleh produksi lokal, maka harga barang akan lebih stabil dan terjangkau.
Untuk mengatasi hal ini, Akmal Malik mendorong penerapan teknologi pertanian berbasis smart farming guna meningkatkan hasil pertanian di Berau. Sebagai langkah awal, konsep ini mulai diterapkan di SMAN 4 Berau sebagai proyek percontohan.
“Pembangunan green house di SMA ini hanyalah langkah awal. Harapannya, masyarakat bisa terinspirasi dan menerapkan metode ini secara lebih luas,” ujarnya.
Dengan penerapan smart farming, ia berharap masyarakat Berau tidak lagi bergantung pada pasokan sayuran dari luar daerah yang menyebabkan harga lebih mahal.
“Kalau tanah kurang optimal, kita bisa menggunakan metode pertanian yang lebih cerdas. Jika produksi lokal meningkat, harga pangan bisa lebih terkendali, sehingga inflasi dapat ditekan,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Muhammad Said, menyebutkan bahwa pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi inflasi. Beberapa di antaranya adalah mendorong penanaman sayuran dan membuka toko penyeimbang di Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.
“Meski tingkat ketahanan pangan Berau cukup tinggi, sayangnya ketersediaan pangan di daerah ini masih terbatas,” ucapnya.
Ia juga mengakui bahwa ketergantungan Berau pada pasokan luar daerah masih cukup besar, sehingga pemerintah berencana memberikan bantuan stimulan kepada masyarakat agar lebih aktif dalam sektor pertanian.
“Bantuan ini sifatnya stimulan atau pemicu, tujuannya untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat dalam bertani serta memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” jelasnya.
Dirinya berharap, program peningkatan produksi pangan lokal ini dapat berjalan secara optimal. Dengan pemanfaatan lahan yang lebih maksimal dan berkurangnya ketergantungan terhadap pasokan luar daerah, inflasi di Berau bisa ditekan, harga kebutuhan pokok lebih stabil, dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
“Kami optimistis bahwa Berau bisa menjadi daerah yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya di masa depan,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto