TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Makmur HAPK menegaskan dirinya telah meninggalkan Golkar. Partai yang menaunginya selama puluhan tahun. Jodohnya dengan partai berlambang beringin itu telah usai. Makmur mengaku sebenarnya tidak ingin pindah. Akan tetapi karena penzaliman yang diterimanya sudah tidak dapat ditoleransi lagi.
Selama menjabat 2 periode ketua Golkar di Berau, diungkapkannya posisi ketua DPRD Berau selalu ditangan Golkar. Kemudian bangunan dan fasilitas lain. Sampai pada sumbangsih suara hingga memegang ketua DPRD Provinsi kaltim. Cukup untuk menepis tudingan tidak partisipatif kepada partai.
“Sebenarnya bicara tentang Golkar ini panjang, saya ini kader tua di Golkar saya kan dizhalimi, tidak satupun komunikasi yang baik dilakukan kepada kami padahal bukan persoalan ketua yang saya tuntut,” ungkapnya.
Mantan Bupati Berau 2 periode ini hanya menginginkan adanya pelaksanaan mekanisme partai Golkar.
“Bukan sekedar senang dan tidak senang tetapi kita lihat Golkar ini organisasi besar partai politik ini artinya tempat kita belajar mengolah negara seharusnya dapat berbuat dan memberi contoh,” jelasnya.
Makmur berkeinginan apa yang menjadi landasan partai itu dipedomani dengan baik.
Ditanya latar belakang sampai hengkang dari Golkar, Makmur menyebutkan sebagai warga golkar yang setia merasa apa yang dilakukan kepadanya saat ini tidak wajar dan tidak beretika.
“Sehingga kami berkesimpulan kami tidak lagi. Sebenarnya saya tidak pengen pindah-pindah tetapi karena memang saya pikir kalau saya bertahan dengan partai seperti itukan tidak benar juga,” ungkapnya lagi.
Apalagi dengan posisinya sebagai ketua DPRD Kaltim, dijelaskan makmur bukan tanpa proses atau upaya mengemis jabatan ke Golkar. Melainkan sesuai mekanisme partai yang tepat, sebagai partai pemenang dan Makmur sebagai kader dengan perolehan suara terbanyak.
“Saya jadi ketua itu dipanggil dulu ke pusat. Saya jadi ketua itu hasil Musda, bukan formatur. Saya sendiri pengurus harian tidak pernah dikomunikasikan jadi saya lihat gejala-gejala seperti ini membuat saya secara pribadi tidak mau terus berlabuh di partai seperti ini. terutama oknum-oknum tertentu yang merusak di dalam partai seharusnya golkar ini partai sudah lama seharusnya menjadi guru bagi partai-partai lain,” beber Makmur lagi.
Ditanya rencana kedepan, makmur dengan lugas mengungkapkan bahwa dirinya sudah berlabuh ke Gerindra. Terkait konsekuensinya,ia mengaku siap.
“Harus sportif juga. Saya pindah ke Gerindra. Saya daftar ke Gerindra saya juga sudah mengajukan ke Golkar pengunduran di sekretariat di provinsi. saya tidak mau sembunyi-sembunyi. Mau diberhentikan mau dipecat ya sudah silahkan saja, saya tidak repot, ga masalah, persoalan seperti ini harus dihadapi,” ujar Makmur.
Soal target di Gerindra, Makmur mengatakan bahwa tidak ingin hanya sekedar masuk partai atau sekedar duduk sebagai wakil dari Gerindra. tetapi lebih upaya sumbangsih kepada masyarakat dan juga kepada partai.
“Yang terpenting saya akan mempersembahkan sesuatu bagi Gerindra sebagaimana selama ini sebagai politikus di Golkar,” ungkapnya.
Meskipun Makmur mengaku keluar dari partai Golkar dengan tidak baik, namun tidak akan mengajak orang-orang untuk ikut pindah. Sebab dirinya hanya mengajak keluarganya saja. Untuk masyarakat pemilih menurutnya adalah urusan masing-masing pemilih.
Soal konflik dengan pengurus Golkar Kaltim, Makmur menyampaikan pada intinya ia diperlakukan yang tidak benar.
“Saya diperlakukan oleh pengurus partai dengan cara yang tidak beretika zalim. semua tudingan di mahkamah partai juga tidak bisa dibuktikan juga. Hanya terakhir kemarin ada pengurus di golkar menyebutkan bahwa Makmur merusak golkar. Tidak salahkah? saya 2 periode jadi ketua Golkar di sini (Berau ) tidak pernah Golkar jadi wakil, selalu jadi ketua DPRD, kemarin waktu saya ikut provinsi jadi ketua juga di DPRD 3 tahun dan saya diminta jadi ketua DPRD Kaltim itu saya dipanggil ke pusat kok, saya tidak minta. ambisi itu manusiawi tetapi saya tidak ambisi. jangankan posisi ketua, anggota DPRD pun saya disuruh tinggalkan akan saya tinggalkan,”tegas Makmur.
Makmur HAPK maju ke Provinsi pada Pileg 2019 dengan perolehan suara sebanyak 38 ribu suara. jika kini ia keluar ia menegaskan bukan mengkhianati partai tetapi dikhianati pengurus partai.
Selain dirinya, ia juga menyebutkan orang Berau lainnya yang juga diperlakukan sama oleh Golkar yakni almarhum Suhartono.
“Sejarah paling buruk dan orang Berau 2 kali loh dikerjain.almarhum Suhartono, 9 bulan saja, saya 3 tahun bertahan, ” sebutnya.
Ia juga memastikan tidak akan memusuhi Golkar. Hanya saja masih banyak yang belum tahu alasan kenapa ia keluar dari Golkar. Maka dari itu Makmur hanya akan menjelaskan apa adanya apa yang terjadi antara dirinya dan Partai Golkar Kaltim.
“Saya mohon pamit kepada kader-kader Golkar. Pasti saya sampaikan supaya jangan jadi pengkhianat partai,” tutupnya. (*)
Sumber : Samarinda Pos