TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Bahasa Banua akan segera masuk ke dalam Muatan Lokal (Mulok) setiap sekolah yang ada di Kabupaten Berau. Yakni, SD hingga SMP.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Berau, Mardiatul Idalisah. Dirinya mengatakan, penerapan Mulok bahasa banua akan segera diterapkan.
“Jika perlu bahasa banua sudah bisa diterapkan pada ajaran baru. Termasuk pula pakaian adat yang tentunya akan diatur pemakaiannya oleh masing-masing sekolah,” ujarnya pada Rabu (11/5/25).
Ia pun menyebut, khusus pakaian adat akan ada hari-hari tertentu dalam penggunaannya. Bergantung kepada penerapan dari masing-masing sekolah yang ada nantinya. Namun, untuk bahasa banua nantinya akan diterapkan secara keseluruhan.
“Kalau bahasa banua sendiri akan diterapkan pada SD-SMP dalam bentuk muatan lokal disetiap sekolahnya,” terangnya.
Mardiatul menambahkan bahwa saat ini pihaknya telah mengusulkan untuk dibentuknya Peraturan Bupati (Perbup) beserta dengan kajian-kajian yang dimiliki oleh Disdik Kabupaten Berau.
“Jadi saat ini kami menunggu Peraturan Bupati (Perbup) turun. Barulah kita akan sosialisasikan ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Berau,” pungkasnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, Sekretaris Disdik Berau, Ali Syahbana, menjelaskan bahwa draf Perbup tersebut sebenarnya telah disusun sejak tahun 2024. Namun, karena padatnya agenda penyusunan regulasi lain di bagian hukum Setkab Berau, proses penyelesaiannya mengalami keterlambatan.
“Drafnya sudah kami buat dan serahkan sejak tahun lalu. Tapi karena bagian hukum juga menangani banyak Perbup lain, proses ini jadi agak lambat. Harapan kami tentu bisa segera difinalisasi,” jelasnya.
Selain regulasi, Disdik juga telah merancang pengadaan buku panduan Bahasa Banua. Sayangnya, penganggaran untuk buku tersebut harus ditunda lantaran belum adanya dasar hukum yang sah. Jika Perbup disahkan tahun ini, pengadaan buku baru bisa dimasukkan ke dalam APBD 2026.
Terkait tenaga pengajar, Ali mengakui belum ada guru khusus yang disiapkan untuk mengampu mata pelajaran ini. Namun, Disdik berencana memaksimalkan sumber daya yang sudah ada.
“Kita akan memberdayakan warga lokal yang punya kemampuan Bahasa Banua. Mereka bisa menjadi tenaga pengajarnya,” katanya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto
Foto: Wartadinus