TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Berau memulai 2025 dengan berbagai inovasi layanan publik berbasis digital dan penguatan program berbasis masyarakat.
Pada Februari 2025 lalu, DPPKBP3A resmi meluncurkan versi mobile SIGA (Sistem Informasi Gender dan Anak).
Dalam kesempatannya, Kepala DPPKBP3A, Rabiatul Islamiah, mengatakan aplikasi ini memudahkan pemantauan data kasus kekerasan, pemetaan dukungan perempuan dan anak, serta akses cepat untuk layanan bantuan.
“SIGA Mobile memungkinkan masyarakat melapor secara anonim dan cepat, serta memberi data realtime bagi pengambil kebijakan,” ungkap Rabiatul.
Lanjutnya, fitur SOS di aplikasi ini terhubung langsung dengan UPT PPA dan layanan konseling lokal, sementara dashboardnya mendukung tim DPPKBP3A melakukan analisis cepat dan responsif terhadap laporan.
Selain itu, DPPKBP3A juga memperluas pengembangan kampung KB digital pada April 2025, menjangkau tiga kecamatan baru: Sambaliung, Talisayan, dan Teluk Bayur.
Ia menyebutkan, setiap desa kampung KB kini dilengkapi Posyandu digital dengan alat pencatatan elektronik, pusat edukasi stunting dan KB berbasis aplikasi, dan pelatihan IKT untuk kader di tiap kampung.
“Ini bagian dari visi integrasi KB, kesehatan ibu-anak, dan pendidikan anak dalam satu platform digital,” ujarnya.
Sejak Maret, pihaknya juga menggelar roadshow ke 12 kecamatan. Dalam setiap kunjungan, tim tersebut memberikan pelatihan kepada para kader KB digital, relawan monitoring stunting, dan tenaga pendamping pendataan SIGA.
Selain itu juga, Pada Mei 2025, DPPKBP3A menjalin kolaborasi dengan PT PLN Berau dan LSM Pemberdayaan Perempuan. Melalui kerja sama ini, desa-desa kampung KB mendapatkan bantuan perangkat hotspot dan listrik gratis, peningkatan KIE melalui broadcast data SIGA untuk meningkatkan kesadaran berbasis data.
“Kemitraan ini memastikan bahwa teknologi tersedia, pakaiannya mudah, dan layanan bisa dijangkau seluruh anggota keluarga di kampung terpencil.” sebutnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya menetapkan target pada Tahun 2025 90 Persen Desa Siap Digitalisasi. 90 persen kampung KB telah mengimplementasikan pencatatan digital, 75 persen UPT PPA dan Puskesos menggunakan SIGA untuk layanan perlindungan, dan peningkatan skor Indeks Pemberdayaan Perempuan (IDEP) hingga 10 persen.
“Kami ingin Berau menjadi pioneer daerah dengan data pemberdayaan perempuan dan anak yang transparan dan akuntabel,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto