TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Pemkab Berau melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) terus menggelorakan semangat literasi di tengah masyarakat.
Salah satu langkah konkret yang kini tengah dijalankan adalah penerapan program inovatif bertajuk “Si Pena Pakem” atau Strategi Peningkatan Literasi melalui Perpustakaan yang Aktif, Kreatif, Edukatif, dan Menarik.
Kepala Dispusip Berau, Yudha Budi Santosa, menjelaskan bahwa “Si Pena Pakem” merupakan proyek perubahan yang dirancang sebagai upaya mendukung program Merdeka Belajar dan peningkatan indeks literasi, terutama bagi generasi muda.
“Si Pena Pakem adalah konsep perpustakaan aktif yang tidak hanya menyediakan buku, tapi juga menghadirkan kegiatan yang mengasah kreativitas dan memberi edukasi. Tujuannya adalah menjadikan perpustakaan sebagai ruang yang menarik dan hidup,” jelas Yudha.
Ia menyebutkan bahwa program ini juga didesain agar mampu bersinergi dengan berbagai perangkat daerah dan stakeholder lainnya untuk mendorong budaya gemar membaca di tengah masyarakat.
Tidak hanya dari sisi program, pembenahan fisik dan fasilitas perpustakaan juga menjadi perhatian.
Yudha menyampaikan bahwa pihaknya telah menyediakan ruang baca terbuka yang terintegrasi dengan taman kota, sehingga masyarakat bisa membaca sambil menikmati suasana yang nyaman.
“Selain ruang baca terbuka, kami juga menyediakan fasilitas podcast dan kontainer buku yang berisi koleksi-koleksi literatur menarik. Ini semua demi meningkatkan daya tarik perpustakaan, terutama bagi anak muda,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said, turut mengapresiasi langkah yang dilakukan Dispusip Berau. Ia menyampaikan bahwa sejumlah perpustakaan sekolah di Berau telah berhasil memperoleh akreditasi dan standardisasi dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas).
Tak hanya di sekolah, kata dia, sejumlah perpustakaan kampung juga aktif melaksanakan program inklusi sosial, yang tak hanya berorientasi pada literasi, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat secara langsung.
Said pun mengajak seluruh pengelola perpustakaan, khususnya di sekolah, untuk lebih aktif dalam menghidupkan perpustakaan sebagai pusat kegiatan belajar yang menyenangkan dan mencerdaskan.
“Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tapi juga wadah membangun budaya baca dan literasi digital. Saya harap perpustakaan di Berau bisa berkembang menjadi pusat informasi modern, seperti yang sudah diterapkan di negara-negara maju,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto