TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Berau bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga turut menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan.
Dinas Pendidikan (Disdik) Berau kini menyoroti dampak kerusakan Sarana dan Prasarana (Sapras) sekolah akibat banjir, yang dikhawatirkan dapat memperlambat pemulihan layanan belajar mengajar.
Kepala Disdik Berau, Mardiatul Idalisah, meminta seluruh sekolah terdampak segera melakukan pendataan menyeluruh terhadap aset yang rusak maupun hilang. Langkah ini, menurutnya, penting agar perbaikan atau pengadaan kembali fasilitas bisa diusulkan secara tepat dan sesuai prosedur anggaran.
“Laporan ini menjadi dasar kita untuk menyesuaikan usulan di APBD. Kalau rusaknya berat, seperti bangunan atau struktur ruang kelas, kemungkinan baru bisa ditangani di APBD 2026,” ujarnya.
Meski genangan air mulai surut dan kegiatan belajar perlahan kembali berjalan, kerusakan yang terjadi cukup parah. Buku pelajaran, meja, kursi, dan perlengkapan lain di sejumlah sekolah dilaporkan rusak berat atau hanyut terbawa arus.
“Di Pegat Bukur misalnya, meskipun ruang kelas sudah ditinggikan, banjir besar ini tetap berhasil merendamnya. Ini banjir besar yang mungkin hanya terjadi sekali dalam satu dekade,” ucapnya.
Ada sembilan kampung yang terdampak, termasuk Merasa, Long Lanuk, Tumbit Dayak, dan lainnya. Beberapa sekolah di wilayah Pegat Bukur, Sambaliung, Inaran, dan Bena Baru dilaporkan terendam.
Beruntung, sebagian besar pihak sekolah berhasil mengamankan peralatan penting seperti komputer dan proyektor sebelum banjir mencapai puncaknya. Namun, kerusakan pada buku dan perabot tak dapat dihindari.
“Beberapa item bisa ditanggulangi dengan dana mandiri sekolah. Tapi tetap harus ada laporan resmi. Karena semua barang ini dibeli dengan uang negara, harus jelas kondisi dan penanganannya,” jelas Mardiatul.
Disdik kini menghadapi tantangan ganda: memperluas ruang kelas di tengah keterbatasan, sembari merespons kerusakan mendadak akibat bencana.
“Kita sedang fokus menambah ruang belajar, tapi justru ada yang rusak karena banjir. Jadi prioritas akan kita evaluasi ulang,” tutupnya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Dedy Warseto