TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau terus memperketat pengawasan terhadap harga jual makanan dan minuman di kawasan wisata.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan wisatawan mendapatkan pelayanan terbaik tanpa terbebani harga yang tidak wajar.
Dalam kesempatannya, Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah konkret dengan melakukan pembinaan kepada pelaku usaha kuliner di berbagai destinasi wisata.
“Kami terus mengedukasi pelaku usaha agar menerapkan harga yang wajar dan transparan. Namun, pada akhirnya semua kembali kepada kesadaran mereka dalam menjaga kepercayaan wisatawan,” ungkapnya.
Lanjutnya, salah satu upaya pengawasan dilakukan saat gelaran Maratua Run beberapa waktu lalu. Sebelum acara berlangsung, Disbudpar Berau mengumpulkan para pelaku usaha kuliner untuk memberikan arahan terkait standar harga dan pentingnya transparansi menu.
“Kami tekankan pentingnya mencantumkan daftar harga secara terbuka agar wisatawan tidak merasa dirugikan. Alhamdulillah, selama Maratua Run harga makanan tetap terpantau wajar, dengan kisaran tertinggi sekitar Rp 50 ribu per porsi,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mengimbau pelaku usaha untuk bekerja sama dan saling membantu.
Jika ada wisatawan yang mencari menu tertentu yang tidak tersedia, sebaiknya mereka tetap memberikan solusi dengan mengambil makanan dari tempat lain, demi menjaga kepuasan pengunjung.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, Ilyas mengakui bahwa praktik penjualan dengan harga tinggi tanpa daftar harga masih ditemukan di beberapa destinasi wisata. Bahkan, ia sendiri pernah mengalami langsung kejadian tersebut saat berkunjung ke Pulau Derawan.
“Saat itu rombongan kami kurang dari 10 orang, tapi biaya makan mencapai Rp 1,7 juta. Masalahnya, tidak ada daftar harga yang ditampilkan, sehingga wisatawan tidak bisa memperkirakan biaya sebelum memesan,” bebernya.
Untuk menghindari kasus serupa, Disbudpar Berau akan terus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha kuliner, terutama di kawasan wisata.
Langkah ini dinilai penting agar wisatawan tetap merasa nyaman dan tidak kecewa, yang bisa berdampak pada citra pariwisata Berau.
Ilyas menegaskan bahwa destinasi wisata di Berau memiliki potensi besar, tetapi harus diimbangi dengan pelayanan yang baik, termasuk dalam hal harga makanan dan minuman.
“Jika ada kenaikan harga, harus sesuai dengan harga beli bahan baku. Jangan sampai wisatawan merasa dirugikan dan enggan kembali berkunjung,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim