TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Akses internet di Kampung Long Beliu, Kecamatan Kelay, masih menjadi kendala serius bagi warganya. Meskipun pemasangan repeater atau penguat sinyal telah dilakukan pada akhir 2024, beberapa RT di wilayah tersebut masih tidak bisa menikmati koneksi internet yang stabil.
Kepala Kampung Long Beliu, John Patrik Ajang, menyampaikan bahwa keberadaan repeater telah memberikan sedikit perubahan dibandingkan kondisi sebelumnya. Namun, ia menegaskan bahwa solusi ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan komunikasi warga.
“Proses pemasangan repeater ini memakan waktu cukup lama, dan baru bisa terealisasi akhir tahun lalu. Meskipun membantu, ini hanya solusi sementara. Untuk jangka panjang, kami sangat membutuhkan pembangunan tower permanen,” ujarnya, Senin (20/1/25).
Menurutnya, Kampung Long Beliu masih dikategorikan sebagai wilayah blank spot, di mana akses internet sangat terbatas dan sering terputus. Kondisi ini diperparah oleh pasokan listrik yang belum tersedia selama 24 jam penuh.
“Sebelum ada repeater, komunikasi sangat sulit. Bahkan, untuk mengumpulkan warga di balai desa, kami harus menggunakan toa karena sinyal nyaris tidak ada. Sekarang, setidaknya dengan repeater ini, warga bisa menggunakan ponsel meski tidak maksimal,” bebernya.
John menjelaskan, meskipun repeater membantu, cakupan dan stabilitas sinyal tetap tidak optimal. Karena itu, pembangunan tower jaringan permanen menjadi kebutuhan mendesak bagi kampung tersebut.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak terkait. Responnya positif, dan semoga pembangunan tower ini bisa terealisasi dalam satu atau dua tahun ke depan,” imbuhnya.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Didi Rahmadi, mengakui bahwa permasalahan blank spot di Kampung Long Beliu dan beberapa wilayah lainnya sudah masuk dalam perhatian pemerintah.
Lanjutnya, usulan pembangunan tower di Long Beliu telah diajukan sejak 2023. Namun, pergantian menteri di tingkat pusat sempat menghambat proses tersebut.
“Kami sudah mengusulkan pembangunan tower ini sejak dua tahun lalu, bahkan sudah kembali diajukan pada 2025. Pergantian menteri sedikit memperlambat responsnya, tapi kami tetap memperjuangkan hal ini,” jelasnya.
Didi menambahkan, pada 2024, Berau mendapatkan tambahan dua tower Base Transceiver Station (BTS), namun keduanya ditempatkan di wilayah pesisir. Untuk 2025, pihaknya kembali mengusulkan 43 BTS untuk mengurangi jumlah kampung yang masih berada dalam kondisi blank spot.
“Harapan kami, usulan 43 BTS untuk tahun ini bisa terealisasi. Tetapi, kita tahu proses di pusat memerlukan waktu, apalagi dengan pergantian kebijakan. Kami minta masyarakat bersabar dan terus mendukung upaya ini,” tegasnya.
Didi juga menekankan bahwa akses internet yang memadai akan berdampak besar pada berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat. Ia berharap pembangunan tower jaringan di Kampung Long Beliu dapat segera dilakukan untuk mendukung kemajuan wilayah tersebut.
“Internet bukan hanya kebutuhan komunikasi, tetapi juga menjadi pendukung utama pendidikan, layanan kesehatan, dan perkembangan ekonomi masyarakat. Kami akan terus mendorong agar kampung-kampung yang masih blank spot segera teratasi,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto