TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Pemkab Berau melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pengembangan produk unggulan daerah, salah satunya cokelat lokal.
Fokus pada pelatihan dan pemberian bantuan peralatan menjadi strategi utama untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha. Salah satu yang mendapat perhatian adalah Cokelat Kulanta dari Kampung Labanan Makarti, yang kini mengalami peningkatan permintaan pasar.
Dalam kesempatannya, Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita, mengungkapkan bahwa program-program tahun 2025 akan menitikberatkan pada pelatihan dan evaluasi pelaksanaan program sebelumnya, sesuai dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Salah satu fokus utama adalah pengembangan cokelat sebagai komoditas unggulan daerah.
“Cokelat menjadi andalan kita. Tahun ini, pelaku usaha cokelat akan mendapatkan pelatihan dan bantuan alat untuk mendukung pengembangan usahanya,” ungkap Eva, Sabtu (11/1/25).
Lanjutnya, bantuan yang diberikan kepada pelaku usaha, termasuk Cokelat Kulanta, akan disesuaikan dengan Peraturan Bupati (Perbup) Berau yang mengatur mekanisme hibah dan bantuan sosial (bansos). Jika persyaratan terpenuhi, bantuan akan dialokasikan berdasarkan anggaran yang tersedia.
“Anggaran untuk mesin dan alat produksi cokelat sudah disiapkan dalam APBD Perubahan 2024, dan kekurangan alat akan dianggarkan kembali pada 2025,” ujarnya.
“Alat ini diharapkan dapat meningkatkan operasional rumah produksi Cokelat Kulanta,” sambungnya.
Ia juga menyebutkan bahwa upaya ini mendapat dukungan dari pihak ketiga, yang diharapkan dapat mempercepat pengembangan industri cokelat di Berau. Rencananya, penyerahan bantuan alat akan dilakukan bersamaan dengan kunjungan Kemenkop UKM pada Januari 2025.
“Walaupun jadwal kunjungan belum pasti, kami optimistis kunjungan ini akan membawa dukungan lebih besar bagi industri cokelat lokal,” tuturnya.
Selain bantuan alat, Eva mendorong Cokelat Kulanta untuk terus berinovasi, terutama dalam hal kemasan. Ia menyarankan agar produk dikemas dalam dua varian, yakni premium untuk pasar kelas atas dan kemasan biasa untuk segmen yang lebih luas.
“Kemasan yang menarik dan berkualitas akan meningkatkan daya tarik produk di pasar. Ini penting untuk memperluas pangsa pasar, baik lokal maupun di luar Berau,” jelasnya.
Tak hanya itu, diversifikasi produk juga menjadi perhatian. Diskoperindag mendorong pelaku usaha untuk terus menciptakan varian baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Diakui Eva juga, saat ini, permintaan terhadap Cokelat Kulanta terus meningkat, termasuk dari sejumlah kafe di Berau yang memesan bubuk cokelat sebagai bahan baku utama.
“Kami melihat potensi besar dari industri cokelat ini. Dengan berbagai dukungan, kami berharap industri cokelat di Berau tidak hanya mampu memenuhi pasar lokal, tetapi juga bisa bersaing di tingkat nasional,” bebernya.
Pemkab Berau optimistis pengembangan industri cokelat akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Selain menciptakan lapangan kerja, industri ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan UMKM di Berau.
Eva menambahkan, pengembangan Cokelat Kulanta menjadi salah satu contoh nyata upaya Pemkab Berau dalam mendukung industri lokal. Diharapkan, langkah ini akan menjadi awal yang baik untuk menjadikan cokelat Berau sebagai salah satu ikon unggulan daerah di masa depan.
“Dengan adanya pelatihan, bantuan alat, dan inovasi dari pelaku usaha, kami yakin sektor ini akan semakin berkembang dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Berau,” kuncinya. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ikbal Nurkarim