TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Masuk musim penghujan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau mengimbau masyarakat Kabupaten Berau untuk waspada dan tidak mengambang remeh akan timbulnya penyakit Demaam Berdarah Dangue (DBD) DAN Malaria.
Dirinya menjelaskan, berdasarkan data yang masuk di Dinkes Berau, pada Tahun 2023 kemarin terjadi dua kasus Meninggal Dunia (MD) pasien penderita DBD di Bumi Batiwakkal.
“Untuk Malaria tidak ada sampai MD, tapi kedua penyakit tersebut mendominasi sepanjang Tahun 2023,” ungkap Halijah.
Lanjutnya, secara menyeluruh kasus DBD tahun 2023 terdata sebanyak 233 kasus. Dengan Puskesmas Tanjung Redeb serta Bugis yang paling banyak. Jumlah ini turun kisaran 300 persen dari jumlah kasus pada tahun sebelumnya.
Selain itu, untuk menekan angka kasus penyakit DBD dan Malaria, pihaknya juga telah meminta kepada seluruh pusat layanan kesehatan (Puskesmas) di Kabupaten Berau untuk terus melakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarajat.
“Sosialisasi terus kita genjot melalui Puskesmas seluruh Berau,” katanya.
Kendati demikian, Tahun 2024 ini juga pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD dan malaria di Kabupaten Berau. Agar tidak mengalami lonjakan kasus. Disamping itu, pihaknya juga mencanangkan eleminasi penyakit malaria pada 2027 mendatang. Kata dia ini sebagai upaya untuk menghentikan penularan penyakit malaria dalam wilayah geografi tertentu.
“Harapan kita masyarakat bisa menerapkan perilaku hidup sehat tanpa keterpaksaan. Semoga pada 2024 tahun ini tidak ada kasus untuk malaria di Berau,” bebernya.
Halijah menyebut, mayoritas daerah dengan penyakit malaria terbanyak berada di Kecamatan Batu Putih dan Kelay. Sebab, masyarakat di sana banyak melakukan aktivitas di dalam hutan. Pihaknya juga meminta masyarakat yang masuk ke dalam hutan untuk mengenakan pakaian panjang sebagai bentuk pencegahan.
Dirinya mengakui, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga diri dari penyakit DBD dan malaria. Padahal, penyakit tersebut cukup berbahaya hingga bisa mengakibatkan kematian. Kata dia, semua puskesmas telah diimbau untuk melakukan berbagai upaya pencegahan penyakit tersebut dan bekerjasama dengan lintas sektor untuk mensosialisasikan penanganan penyakit menular.
“Secara khusus kami meminta puskesmas yang berada di wilayah endemis malaria untuk menjadikan ini perhatian penuh,” tandasnya. (Yud/Ded)