TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Tanggal 14 November lalu, diperingati sebagai hari diabetes internasional, guna menumbuhkan kesadaran terhadap diabetes yang jadi ancaman bagi banyak orang di masa depan.
Dikatakan Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Jusram, diabetes menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia selain HIV/AIDS, TBC atapun malaria. Meski bukan termasuk dalam penyakit menular seperti TBC tetapi penyakit ini telah menyebabkan 5 juta orang meninggal pada 2015.
“Mereka yang menderita diabetes juga akan rentan terserang penyakit jantung, stroke, gangguan pada penglihatan, gagal ginjal dan amputasi bagian tubuh bawah, ” ujarnya beberapa waktu lalu.
Disebutkan Jusram, penyebabnya ada bermacam-macam tergantung jenisnya. Ada diabetes tipe 1, yang dimana pada tipe ini kondisi pankreas tidak dapat memproduksi insulin karena adanya infeksi virus. Sehingga, untuk bertahan hidup, penderita diabetes bergantung pada pemberian insulin dari luar dengan cara disuntik. Diabetes ini juga disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
Ada juga diabetes tipe 2, pada tipe ini, kondisi penkreas dapat memproduksi insulin tetapi tidak dapat bekerja dengan baik sehingga kadar gula darah di atas normal. Diabetes jenis ini disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya karena gaya hidup tidak sehat. Ada juga gestational diabetes, yang terjadi pada ibu hamil meski hanya bersifat sementara.
Data dari IDF Diabetes Atlas mengungkapkan diabetes tipe 2 adalah yang paling banyak jumlah kejadiannya yakni mencakup 91 persen, dibandingkan tipe 1 dan gestational diabetes. Kenapa? Penyebabnya karena penderita diabetes tipe 2 kadang tidak menyadari dirinya mengalami diabetes tipe 2 atau kadar gula darahnya di atas normal.
“Ketidaktahuan ini tentu akan membuat sebagian besar orang beranggapan jika mereka dalam keadaan sehat. Mereka tentu tidak akan pergi memeriksakan kesehatannya. Ini akan berisiko pada komplikasi ke penyakit lainnya seperti jantung, stroke dan lainnya,” jelasnya.
Lanjut Jusram, pola hidup tidak sehat adalah pemicu diabetes. Melalui peringatan hari diabetes internasional beberapa waktu lalu, ia mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran terhadap diabetes yang jadi ancaman bagi banyak orang di masa depan.
“Jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini terus meningkat, sudah tentu pemerintah harus mengalokasikan dana yang lebih besar lagi untuk menangani diabetes. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk fokus mengurangi dengan mencegah jumlah penderita diabetes di Indonesia,” benernya.
Dikatakannya, untuk memerangi diabetes, setiap orang bisa memulai dengan menjaga pola hidup sehat atau mengonsumsi makanan sehat. Bisa juga dengan melakukan olahraga serta melakukan pemeriksaan kesehatan atau kadar gula darah secara rutin.
“Kebiasaan buruk masyarakat umumnya melakukan pemeriksaan setelah diserang penyakit. Peran semua pihak dibutuhkan untuk memerangi diabetes. Diabetas adalah ancaman besar bukan hanya masa kini, juga di masa mendatang. Kesadaran sejak dini terhadap kesehatan diri jadi kuncinya,” ucapnya. (Mrt/Ded)