TALISAYAN, PORTALBERAU– Wakil Bupati Berau, Gamalis menghadiri Perayaan Tahunan Adat Budaya Bahari Tulak Bala/Buang Nahas di Kampung Talisayan 1445 Hijriah / 2023 Masehi. Acara buang nahas atau tolak bala sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Kampung Talisayan Kecamatan Talisayan. Prosesi adat ini pun kini menjadi bagian daya tarik pariwisata di wilayah pesisir Selatan Berau.
Dalam Kesempatannya, Wakil Bupati Berau, Gamalis mengatakan, mewakili Pemkab Berau, dirinya mengapresiasi kepada segenap aparatur Pemerintah Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, para orang tua kami, panitia pelaksana, serta semua pihak yang telah membantu dan menyukseskan terselenggaranya acara adat budaya bahari ini.
“Terimkasih kepada seluruh jajaran yang berpartisipasi dan terus melaksanakan adat budaya buang nahas ini terus dilaksanakan setiap tahunnya. Tidak hanya menjadi prosesi adat ini juga bisa menjadi bagian daya tarik pariwisata kita di wilayah pesisir ini,” ungkap Gamalis, Rabu (13/9/23).
Lanjutnya, Pemkab Berau memiliki komitmen kuat untuk senantiasa mendukung segala bentuk pelaksanaan dan upaya pelestarian kebudayaan asli daerah. Pihaknya sangat menyadari, ajang budaya semacam ini bukan hanya bertujuan mempertahankan tradisi bagi masyarakat kampung, tetapi juga akan menjadi salah satu daya tarik pariwisata otentik Kabupaten Berau di masa kini dan masa yang akan datang.

“Apalagi dalam waktu dekat, kita akan memperingati Hari Jadi Kabupaten Berau, Tentu, ajang Tulak Bala/Buang Nahas ini dapat menjadi salah satu rangkaian kebudayaan yang menarik bagi wisatawan,” ujarnya.
Kendati demikian, program pelestarian budaya harus terus didorong agar kekayaan khazanah budaya khas Banua, terus terjaga. Hal ini dapat diwujudkan dengan jalinan sinergitas antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau bersama pemerintah kampung, serta kelompok Masyarakat.
Melalui momentum istimewa ini Gamalis menginginkan, Kampung Talisayan dan sekitarnya dapat menjadi kampung budaya. Sehingga, destinasi wisata Berau, kelak tidak hanya berorientasi pada wisata alam bahari atau kekayaan alam bawah lautnya, tetapi juga wisata budaya yang masih dilestarikan turun temurun dan menjadi ciri khas daerah tersebut, selayaknya addat Tulak Bala/Buang Nahas ini.
“Dengan adanya ragam budaya kearifan lokal, semoga dapat menarik wisatawan yang datang ke Kampung Talisayan dan memberikan dampak positif kepada pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata kita,” bebernya.
Untuk itu, dirinya jufa mendorong jajaran Disbudpar, Pokdarwis, dan perangkat terkait untuk bersama-sama bersinergi mengembangkan potensi pariwisata dan budaya. Karena menurutnya, dengan kerja sama semua pihak, kepariwisataan dan kebudayaan akan semakin berkembang dan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.
“secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi, kepada segenap tokoh adat dan tokoh masyarakat Kampung Talisayan atas kontribusi yang diberikan selama ini, dalam upaya merawat kekayaan budaya Banuanta. Marilah kita senantiasa bersatu untuk mempromosikan wisata budaya kepada generasi muda. Kita semua berharap, warisan kekayaan budaya ini dapat terus terjaga, tanpa pernah lekang ditelan usia.
Gamalis mengharapkan doa dan dukungan dari para orang tua, tokoh adat, tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Berau agar pihaknya dapat menjalankan mandat dan amanah dari masyarakat ini dengan sebaik-baiknya. Semoga segala sesuatu yang telah dilakukan, dapat memberikan manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Sebagaimana diketahui, Tulak Bala/Buang Nahas merupakan bentuk harapan masyarakat kampung kepada Yang Maha Kuasa agar senantiasa diberi keselamatan dan dihindarkan dari bala dan ancaman marabahaya. Mudah-mudahan Kabupaten Berau juga senantiasa diberikan keselamatan dan kesejahteraan. Semoga Allah Swt, meridhai segala sesuatu yang kita kerjakan,” pungkasnya. (Yud/Ded/Adv)