TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Wakil Bupati Berau, Gamalis bersama jajaran Forkopimda dan stakeholder terkait mengikuti Rakor pengendalian inflasi yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melalui zoom meeting di Ruang Telecoference Dinas Pendidikan, Selasa (6/6/23).
Mendagri Tito menegaskan bahwa Pengendalian inflasi ini untuk keterjangakuan harga yang cukup untuk kebutuhan pokok masyarakat, ini akan berpengaruh banyak kepada ketertiban masyarakat yang rawan akan tahun politik ditahun ini dan berpengaruh akan pertumbuhan ekonomi, ini menguntungkan seluruh daerah.
Selanjutnya Deputi BPS, Puji Ismartini, menyebutkan bahwa tanggal 5 Juni 2022 sudah merilis nomor inflasi untuk bulan Mei 2023. Pada bulan Mei 2023 terjadi inflasi 0,09% karena terjadi kenaikan indeks harga konsumen. Secara years on years terjadi inflasi 1,10%. Inflasi bulan Mei dari bulan ke bulan lebih rendah dari bulan April. “Penyumbang inflasi terbesar yakni makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,48% dengan andil 0,13%,” ucap Puji.
Deputi Bapanas, I Gusti Ketut Astawe menjelaskan, ketahanan pangan tergantung ada kemanfaatan manfaat pangan itu sendiri
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendagri Drs. Isy karim mengatakan, kita akan konsentrasi ke minyak goreng. Komoditas minyak goreng pada bulan Mei 2023 (M-to-M) tidak memberikan andil/sumbangan inflasi. Sedangkan secara (Yon-Y) komoditas minyak goreng mengalami deflasi -0,19%.
Ditemui usai rakor, Wakil Bupati Berau, Gamalis menuturkan Pesan dari Kemendagri jelang tahun politik dan Idul Adha agar melakukan pengecekan rutin dan memantau tingkat inflasi yang terjadi di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Berau.
“Kita diminta untuk terus melakukan pengecekan dan pemantauan rutin tingkat inflasi kita,” ungkap Gamalis.
Selain itu, bagi daerah yang tingkat inflasinya stabil diminta untuk mempertahankan dan menjaga harga jangan sampai goyah. Ditambah saat ini sedang mengalami musim panas atau elnino yang bisa membuat pendistribusian barang terhambat.
“Musim juga bisa menjadi faktor penentu harga jual. Karena pengiriman barang melalui darat masih mendominasi dan faktor cuaca sangat berpengaruh,” bebernya.
“Keterlambatan distribusi bisa mengakibatkan harga barang mengalami kenaikan di harga jual. Disitu yang kita hindari,” tambahnya.
Gamalis menambahkan, seperti yang terjadi saat perbaikan Jembatan Sambaliung ini tentunya akan sedikit mempengaruhi alur mobilitas pengiriman barang dari Tanjung Redeb ke enam kecamatan menuju pesisir.
“Kita harus mengurai arus lalulintas, khususnya para pembawa sembako, bahan bangunan dan BBM. Karena bagaimanapun tidak bisa ikut di penyebrangan alternatif masyarakat umum, mesti ada jalurnya sendiri agar tidak terhambat pendistribusiannya,” pungkasnya. (Yud/Ded/Adv)