TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Masih menyisakan 10 persen pekerjaan pembangunan beronjong Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah Kedaung, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau akan melanjutkannya Tahun 2023 ini.
Kabid Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata menegaskan bahwa, proyek tersebut bukanlah gagal, tapi hanya belum selesai dan tidak ada unsur pengerjaan yang asal-asalan.
Pihaknya bukan tidak ingin melaporkan pekerjaan itu. Namun, konsultasi dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bersama Badan Anggaran DPRD Berau. Sebab, jika sudah ada dalam Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) tentu akan dikerjakan.
Diakui Hendra, memang pendanaan proyek beronjong di Kedaung berasal dari Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH DR) tahun anggaran 2022 senilai Rp 7 miliar. Pihaknya terkendala waktu yang terlalu mepet di akhir tahun sehingga pekerjaan berhenti sejenak. Ia menegaskan, saat ini pihaknya akan melanjutkan kembali pekerjaan tersebut.
“Sudah berjalan 90 persen saja lagi. Sisa pengerjaan 10 persen lagi proyek Bronjong tersebut akan selesai,” ungkap Hendra, Sabtu (3/6/23).
Hendra menyebut, proyek dengan tajuk Pembuatan Bangunan Konservasi Tanah dan Air Kawasan Jalan Kedaung dan Sekitarnya itu berlokasi di jalur sekunder yang terhubung keluar di Sei Tarum. Yang merupakan kawasan banjir terparah di kecamatan Tanjung Redeb.
Pelaksanaannya tidak bisa diselesaikan tepat waktu sehingga menurut Hendra harus diberikan kesempatan penyelesaian dengan denda. Saat ini sudah mulai persiapan, beberapa tim sudah mulai memantau lagi untuk sisa pekerjaan tersebut.
Hendra menjelaskan, adapun bahan baku konstruksi beronjong dipilih lantaran lebih ramah lingkungan dan tetap memberi celah air untuk diserah oleh tanah, tidak langsung turun ke saluran. Sehingga, kandungan air di wilayah itu tidak begitu kering jika kemarau dan tidak banjir ketika musim penghujan.
Selain itu konsep kedepannya aliran tersebut akan tembus dan dialirkan ke jalur drainase primer sehingga bisa tersalurkan. Fungsi beronjong dibutuhkan untuk memulai tahapan-tahapan penanganan banjir di Jalan Kedaung.
“Disamping itu, konstruksi dibentuk dengan tujuan menjaga ketersediaan air untuk kebutuhan darurat seperti penanganan kebakaran,” jelasnya.
Sehingga, air yang ada dapat difungsikan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Tinggal memesan mesin penyedot untuk menjadi sumber air memadamkan api.
“Tentu kita tidak menginginkan itu tapi sebagai langkah antisipasi perlu dipikirkan dengan matang,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya akan mengusahakan mendapat anggaran lebih yang bisa difokuskan untuk melanjutkan perbaikan. Dengan tujuan pembangunan di wilayah DAS dapat tercapai optimal. Lanjutan kegiatan dari Jalan SMP yang tembus ke Jalan Bujangga hingga sungai sei tarum telah diusulkan.
“Kedepannya kita harapkan bisa difungsikan secara maksimal,” pungkasnya. (Yud/Ded/Adv)