TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Akibat negosiasi yang masih alot hingga saat ini proses adendum antara PT PLN UP3 Berau dengan PT Indo Pusaka Berau (IPB) belum terjadi kesepakatan. Melihat hal ini, Wakil Bupati Berau, Gamalis pun memberikan antensi.
Gamalis mengatakan jika kesepakatan antara perusahaan plat merah dan PT PLN UP3 Berau belum menemukan titik terang. Ia pun mendorong agar PLN tidak terlalu lama menentukan harga beli daya ke PT IPB
“Dalam hal ini, PLN harus menerima harga yang ditawarkan,” ungkapnya kepada awak media.
Kali ini ia menaruh iba terhadap perusahaan yang 49 persen sahamnya dimiliki pemerintah.
Dengan penawaran PT PLN, ia menganggap pihak PT IPB akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan biaya operasional perusahaan.
Kenaikan itu dianggap wajar lantaran PLTU Lati sudah tidak lagi membeli batu bara PT Berau Coal dengan status PLTU mulut tambang. Sehingga harus membeli batu bara dengan harga normal.
“Jadi PLN naikkan lah harga belinya, jadi paling tidak bekerjasama dalam menyepakati harga yang memang seharusnya naik,” ujar dia.
Kami berharap juga PT PLN (Persero) untuk dapat mengabulkan usulan yang diberikan oleh perusahaan milik pemerintah tersebut.
Sebab, ia menilai bila kesepakatan itu muncul sesuai harapan. 10 MW yang dimiliki PLTU Lati dapat didistribusikan sepenuhnya ke PT PLN UP3 Berau.
“Jadi tidak perlu IPB ini melulu untung, tapi minimal operasi nanya bisa dipenuhi atau balik modal,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT IPB Najemuddin menyatakan proses adendum masih berlangsung. Dinilai lama, lantaran proses pengadaan listrik masih dinegosiasi.
“Kami masih proses negosiasi ini, berakhir nanti 31 Mei 2023,” kata Najemuddin.
Ihwal pemadaman yang telah berlangsung beberapa waktu belakangan ini, diakui Najemuddin merupakan akibat dari derating dari Boiler 3 PLTU Lati.
Hanya saja, hal tersebut baru terjadi dalam tiga hari belakangan ini. Dengan koordinasi tanpa putus dengan pihak PT PLN UP3 Berau.
Pun ia membenarkan pula, informasi soal kerusakan di PLTU Berau. Yang mengakibatkan pemadaman yang berlangsung selama beberapa pekan belakangan ini.
“Kami sudah intens komunikasi. Memang ada kerusakan di mesin kami,” terang dia.
“Karena memang PLTU Berau juga kan ada masalah itu satu unit. Jadi tidak melulu kekurangan support daya dari PLTU Lati,” sambungnya.
Kondisi tersebut diluar prediksi perusahaan. Mulanya, skema PLTU Lati melakukan perbaikan setelah PLTU Berau melakukan perbaikan. Ternyata, dua mesin pemasok listrik ke warga Bumi Batiwakkal tersebut terjadi secara bersamaan. (Ded)