TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau Totoh Hermanto akui bahwa sampai saat ini masih ada beberapa kampung di Bumi Batiwakkal- sebuatan Kabupaten Berau yang masih menggunakan jamban di sungai untuk melakukan Buang Air Besar (BAB).
Seperti yang dijelaskan Totoh, saat ini pihaknya masih terus melakukan sosialisasi agar seluruh kampung terbebas dari Open Defection Free (ODF). Dan diakuinya bahwa untuk wilayah Kecamatan Kelay dan Kecamatan Segah pihaknya sudah lakukan sosialisasi dan tidak ada lagi yang melakukan BAB menggunakan jamban.
“Kecamatan Kelay dan Segah sudah semuanya kita sosialisasikan, bahkan yang jauh dari perkotaan semua sudah kita sosialisasikan terkait hal tersebut,” ujarnya kepada awak media.
Mantan Kepala Dinas Sosial juga mengaku bahwa dilakukannya sosialisasi itu salah satu langkah pihaknya untuk menggencarkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga, kedepan tidak ada lagi masyarakat yang memanfaatkan jamban sebagai tempat untuk BAB.
“Kita ubah pemikiran masyarakat, karena selain itu tidak sehat. BAB di sunagi juga dapat mencemarkan sungai,” paparnya.
Sehingga, untuk mensukseskan sosialisasi itu dirinya juga akan terus bekerjasama dengan aparatur kampung dan pihak kecamatan agar bisa memberi imbauan kepada seluruh masyarakatnya.
“Kita akan gandeng camat dan kepala kampung, sehingga setelah kita melakukan sosialisasi nanti yang memonitoring adalah pihak kecamatan dan kampung,” kata dia.
Totoh mengaku bahwa dirinya menargetkan di tahun 2023 ini seluruh kampung di Kabupaten Berau bebas dari ODF dan tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan jamban sebagai tempat BAB masyarakat.
“Jangan sampai hal seperti ini berlarut-larut, kami dari Dinkes Berau menagretkan dengan adanya sosialisasi ini seluruh masyarakat tidak ada lagi yang menggunakan jamban untuk tempat BAB atau terbebas dari ODF,” katanya.
Akan tetapi, dirinya juga meminta kepada seluruh aparatur kampung agar dapat membantu pihaknya dalam sosialisasikan hal ini. Pasalnya, dengan adanya bantuan dari aparatur kampung dapat mempermudah pihaknya memberikan sosialisasi.
“Sehingga nanti aparatur kampung bisa melakukan monitoring juga, hal ini kita lakukan untuk kesehatan masyarakat juga, agar kita bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehatan (PHBS),” tandasnya (Ded)