TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kepala Dinas Pangan Kabupaten Berau, Rakhmadi Pasarakan mengakui bahwa Kabupaten Berau masuk dalam kategori ketahanan pangan terbaik dan dari 426 kabupaten di Indonesia, Berau berada pada posisi ke 21.
Rakhmadi mengatakan, dalam rapat koordinasi dan sinkronisasi pembangunan pangan, tanaman pangan dan hortikultura Kalimantan Timur (Kaltim) yang diadakan di Balikpapan beberapa waktu lalu, Dinas Pangan Berau mempertanyakan peta rawan pangan yang menjadikan daerah rawan pangan Berau bertambah menjadi 14 wilayah.
“Sempat beberapa waktu lalu, ada kesalahan dalam penghitungan indeks kerawanan pangan di Berau. Kami melakukan penghitungan ulang dengan melihat dokumen yang lain, yakni Dokumen sistem kewaspadaan gizi pangan. Menurut saya ini merupakan instrument untuk melihat situasi pangan dan gizi,” jelas Rakhmadi, Jumat (10/2/23).
Lanjutnya, ada neraca bahan pangan untuk melihat kondisi ketersediaan pangan yang dikonsumsi. Ada juga pola pangan harapan untuk mengetahui komposisi normal standar pangan untuk memenuhi gizi penduduk. Sekaligus pertimbangan gizi yang didukung cita rasa dan cita gizi yang baik.
“Dari dokumen tersebut, kita tidak melihat ada kecendrungan perubahan antara 2021-2022. Kemudian kami mencoba masukan data jadi 2021-2022 yang versi kemarin yang diekspose kemarin ternyata, 2022 ini kita masukan di aplikasi yang lama. Tidak ada perubahan. Malah kecendrungannya lebih kecil. Atau lebih bagus,” jelasnya.
Dirinya menyebut, demikian juga data di 2021, jika pakai versi yang baru, itu kelihatan peningkatan angka kerawanan pangan. Jadi kesimpulannya ini murni karena perubahan dari perhitungan.
Ia juga mengatakan, dari pihak yang membuat peta ini itu sudah menkonfirmasi ke provinsi. Dan provinsi tidak bisa memberikan komentar apapun. Karena memang sekarang yang dipakai high speed packet acces (HSPA). Begitu juga di pusat, yakni Badan Pangan Nasional itu tidak juga memberikan komentar.
“Kemarin kita juga ada rapat, di Balikpapan itu juga menjadi keluhan bagi semua kabupaten kota. Terus kami sudah dapat indeks ketahanan pangan nasional, di tahun 2022,” terangnya.
Dalam rapat tersebut, didapati bahwa Berau punya skor sekitar 86,16 untuk ketahanan pangan, atau urutan ke 21 dari 416 kabupaten di Indonesia. Kalau di tingkat kabupaten, indeks ketahanan pangan di Berau itu terbaik. Sedangkan Balikpapan skornya lebih tinggi 89,49 itu urutan 2 tingkat kota. Berdasarkan perhitungan ini tadi, di tingkat provinsi terparah di Balikpapan.
“Jadi antara peta ini dengan indeks ketahanan pangan itu beda indikator, artinya mereka itu bertolak belakang hasilnya,” tuturnya.
Rakhmadi menambahkan, indeks ketahanan pangan ini sebenarnya berkaitan kuat dengan peta kerawanan pangan. Jika di pusat, Berau posisinya kerawanan pangannya masuk dalam kategori sangat tahan pangan. Ini komposisi paling bagus. Kalau provinsi posisi Berau yakni tahan pangan.
“Jadi masalahnya ada peningkatan itu murni karena perubahan perhitungan. Tapi apakah dalam perhitungannya ada kekeliuran. Itu yang masih menjadi kami evaluasi ke pusat. Karena bukan hanya Berau tapi seluruh kabupaten dan kota begitu,” pungkasnya. (Yud/Ded)