TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Salah satu program Pemkab Berau yakni, Revitalisasi bangunan bersejarah, keraton, malam bersejarah dan lain-lain terus dimaksimalkan. Termasuk perawatan dan penambahan fasilitas pendukung pada cagar budaya peninggalan sejarah Berau. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Berau, Gamalis beberapa waktu lalu.
Gamalis mengatakan, Pemkab Berau telah menganggarkan untuk penanganan perawatan cagar budaya peninggalan sejarah Berau tersebut. Termasuk perawatan keraton dan kegiatan adat pada beberapa kampung yang ada di Berau.
“Lewat Disbudpar kami juga meminta mereka untuk menginventarisasi cagar budaya yang ada, seperti makam raja terdahulu. Baik yang sudah ditemukan mamupun yang belum ditemukan,” ungkap Gamalis.
Selanjutnya, ia meminta dinas terkait untuk membuatkan rencana pembiayaan dalam penangan cagar budaya sejarah dari Kabupaten Berau tersebut. Selain melakukan perawatan, tentunya hal tersebut juga diharapkan kedepannya dapat menjadi tambahan baru wisata di Berau.
“Tentu menjadi nilai tambah pariwisata, selain agar kita tidak lupa dengan sejarah juga, manfaat yang kita terima adalah menjadi kombinasi yang baik antara kebudayaan zaman dahulu dan geliat pariwisata Berau saat ini,” tuturnya.
Selain itu, pemeliharaan cagar budaya ini juga menjadi salah satu dari delapan belas program andalan Pemkab Berau. Gamalis menyebut ini menjadi tugas penting bagi Disbudpar untuk bisa lebih memperhatikan hal tersebut.
“Kami mendukung sekali pariwisata bisa aktif dan masyarakat juga dapat ikut serta berpartisipasi dalam perawatan cagar budaya dan fasilitas pariwisata yang kita miliki saat ini,” tegasnya.
Gamalis berharap, dengan menurutnya angka Covid-19 saat ini dapat mempermudah penganggaran untuk perawatan cagar budaya peninggalan bersejarah dari Berau bisa lebih maksimal lagi.
“Semoga apa yang kita rencanakan bisa terwujud,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disbudpar Berau, Syahriani menuturkan, perawatan dan pemeliharaan cagar budaya seperti makam raja Berau terdahulu memang sudah dianggarkan setiap tahunnya.
“Setiap tahunya ada orang yang diugaskan dari Disbudpar untuk melakukan perawatan di makam-makam cagar budaya tersebut,” ungkapnya.
Syahriani juga mengaku, pihaknya juga selain melakan perawatan, juga berupaya menginventarisasi lokasi makam raja dan kesultanan yang belum ditemukan. Seperti belum lama ini pihaknya menemukan makan yang terindikasi merupakan makam raja dengan mendatangkan arkeolog.
“Makam raja atau sultan rata-rata berada di atas bukit berbeda dengan posisi dari masyarakat biasa. Terakhir kami temukan makam tersebut di Kampung Gurimbang,” katanya.
Dirinya berharap, komitmen dalam revitalisasi cagar budaya bersejarah dapat terus bejalan. Termasuk juga bevitalisasi bangunan bersejarah, keraton, malam bersejarah dan lain-lain.
“Tentu kami dinas yang bertugas akan berupaya semaksimal mungkin mendukung salah satu program unggulan Pemkab Berau tersebut. Tentunya dengan support anggaran juga akan bisa lebih memaksimalkan upaya kami,” tandasnya. (Yud/Ded/Adv)