TANJUNG REDEB, PORTAL BERAU– Kelangkaan minyak goreng khususnya ditengah masyarakat Berau, hingga kini masih menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, hingga saat ini masyarakat Berau masih kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga normal, yaitu berkisar antara Rp 14.000 per liter.
Hal inipun menjadi perhatian serius oleh Ketua DPRD Berau, Madri Pani. Dalam wawancaranya bersama Portal Berau melalui sambungan telepon pada Sabtu (12/3/2022), disebutkan Madri, kelangkaan minyak goreng saat ini bukan hanya terjadi di Kabupaten Berau saja, melainkan sudah menjadi isu nasional. Sehingga untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng saat ini masih terbilang sulit.
“Kita mau bagaimana lagi? Ini bukan hanya terjadi di Berau saja, melainkan di daerah-daerah lain juga,” ujar politisi Partai Nasdem yang juga merupakan mantan Kepala Kampung Gurimbang.
Dilanjut Madri, kelangkaan minyak goreng saat ini memang sangat meresahkan, khususnya bagi pelaku UMKM maupun ibu rumah tangga. Sebab untuk mendapatkan minyak goreng, warga harus mengantri hingga berjam-jam lamanya. Bahkan tidak sedikit toko sembako maupun minimarket yang menyediakan minyak goreng harga normal dengan menyertakan syarat pembelian.
Hal itu dinilai Madri, sangat memberatkan bagi masyarakat yang taraf perekonomiannya menengah ke bawah.
“Tidak sedikit saya dengar ada toko sembako ataupun minimarket dan swalayan yang memberlakukan sistem penjualan minyak dengan barang lain sebagai syaratnya. Kenapa saya bilang memberatkan? Sebab belum tentu semua orang punya dana lebih untuk membeli barang lain saat hendak membeli minyak,” katanya.
Adapun mendapatkan minyak goreng dengan cara tersebut, lanjutnya, harus dievaluasi kembali oleh pihak toko maupun minimarket yang menerapkannya.
Selain itu, Madri juga menilai apa yang telah dilakukan pemerintah dengan menyediakan minyak goreng untuk dijual melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) beberapa waktu lalu, masih belum bisa menstabilkan kondisi saat ini.
Menurutnya, hal yang harus segera dilakukan pemerintah sebagai eksekutif saat ini adalah dengan duduk bersama legislatif untuk membahas persoalan yang saat ini tengah terjadi.
“Dari awal kelangkaan minyak goreng ini, kami selaku legislatif pun belum pernah melakukan duduk bersama dengan pemerintah daerah khususnya bupati, untuk membuat opini bersama terkait permasalahan ini. Sebab saat ini bukan hanya satu pihak saja yang harus memberikan solusi ataupun opininya untuk menemukan jalan keluar yang baik, tapi harus semuanya yang berpikir dan bertindak,” ungkapnya.
Meski demikian, Madri berharap kondisi kelangkaan minyak goreng ditengah masyarakat Berau saat ini bisa segera teratasi dan tidak berlarut-larut. (Mar/Ded)