TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Badan Meteorologi, Klimatorologi dan Geofisika (BMKG) Berau mengatakan bahwa saat ini masih keadaan fenomena La Nina. Fenomena ini terlihat dengancuaca yang masih tak menentu yang dialami Kabupaten Berau. Yang dimana setiap harinya langit selalu mendung dan turun hujan dengan insesitas tinggi maupun rendah.
Forecaster (Peramal Cuaca) BMKG Berau, Suryadi mengatakan bahwa menurut pengamatannya bulan Desember dan Januari merupakan puncak terjadinya musim penghujan dan fenomena La Nina. Dengan puncak akhir fenomena tersebut terjadi di awal April nanti.
“Alasan saat ini sering hujan dan cuaca tidak menentu, dikarenakan memasuki puncaknya La Nina, oleh sebab itu sering terjadi,” ungkap Suryadi, Jumat (7/1/22).
Lanjutnya, berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada dasarian. Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah – sedang, setidaknya hingga Bulan Februari 2022.
Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November- Januari terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan, maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 – 70% di atas normalnya.
“Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi,” jelasnya.
Tidak lupa Suryadi meminta agar masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La Nina.
“Warga berau agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis,” tutupnya. (Yud/Ded)