TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Iklim di Kabupaten Berau diakui Kepala Dinas Peternakan (Distanak) Berau sangat mendukung untuk para petani jagung. Menurutnya, ini lah kenapa berau sangat cocok untuk menjadi salah satu sumber produksi yang terbesar di Kaltim dalam Sektor produksi jagung.
Mustakim mengatakan, dengan sistem tanam yang tidak serentak, para petani disetiap kecamatan di Berau melakukan penanaman yang bergilir, yang artinya panen yang terjadi disetiap kecamatan bisa terus berlanjut tanpa kenal musim tanam.
“Hal ini dapat menjaga harga jual jagung dapat terus stabil, tidak seperti komoditi lain yang panennya musiman. Komoditi yang panennya musiman akan turun harganya, tetapi apabila bukan musim panen harga komoditi tersebut akan melambung tinggi,” jelas Mustakim.
Yang menjadi kelemahan dalam sistem tanam tidak serentak ini adalaha hama. Tetapi keuntungannya adalah dapat mengatur keseimbangan dari harga jagung tersebut.
Saat ini Mustakim mengakui sedang fokus melakukan pengolahan tanah dengan teknologi agar produksinya meningkat.
“Karena saat ini para petani sangat kurang dalam hal pengelolaan tanah,” katanya.
Diketahui saat ini produksi jagung bersaing dengan produksi sawit. Minimal hasil jagung bisa mengimbangi hasil dari sawit agar petani tidak beralih ke sawit.
“Sebab sebagian besar petani kita di talisayan, di ladang jagung juga memiliki tanaman sawit. Karena mereka masih merasa lebih enak hasil sawit, jika sekali tanam dapat panen terus menerus,” terangnya.
Agar komoditi jagung dapat terus bertahan, Mustakim berkeinginan untuk meningkatkan produktifitas jagung dengan cara pengolahan tanah.
“Kita akan support penuh dalam memberikan bantuan pupuk organic, kenapa organic, agar mengembalikan kesuburan tanah. Apabila menggunakan pupuk kimia bisa berakibat membuat tanah jadi kering dan mati,” bebernya.
Mustakim berharap para petani sejak saat ini dapat terbiasa menggunakan pupuk organic, sebab dapat menghidupkan kembali tanahnya.
“Oleh karena itu kami melakukan sosiaisai mengenai bagusnya apabila para petani menggunakan pupuk organic,” tutup Mustakim. (Yud/Ded)