TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Dalam masa pemulihan ekonomi saat angka konfirmasi COVID-19 melandai, semua sektor haruslah ditingkatkan tak terkecuali di Berau. Dan salah satu sektor yang bisa digenjot adalah perkebunan yang hasilnya saat ini mulai merambah hingga pasar internasional. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi II DPRD Berau, Andi Amir Hamsyah.
“Perkebunan Berau luar biasa potensinya, terlebih perkebunan sawit. Pemkab Berau harus mulai berpikir kritis. Potensi perkebunan sawit dimaksimalkan sebagai andalan ekonomi daerah yang nantinya bisa menggantikan batubara. Apalagi dalam setahun terakhir batubara ini harganya sempat jatuh akibat pandemi COVID-19,” jelasnya ditemui Kamis (18/11).
Selain itu, dikatakannya juga jika Pemkab Berau harus berpikir bagaimana memutus ketergantungan dari komoditas batubara. Caranya, dengan mengembangkan potensi unggulan lain yakni pertanian dalam arti luas, dan pariwisata sebagai lokomotif baru perekonomian. Mungkin tidak sebesar batubara dalam waktu singkat, tapi harus dilakukan.
Salah satu yang bisa dicontoh seperti upaya yang dilakukan Menko Perekonomian yang tetap melanjutkan program mandatori biodiesel 40 persen (B40). Disiapkan untuk mengganti energi batubara dan migas. Kebijakan tersebut menyangkut 17 juta petani sawit se-Indonesia. Dan ini jadi peluang untuk dikembangkan. Kelapa sawit merupakan sektor kedua terbesar setelah emas hitam. Bahkan diyakini jika Berau bisa menjadi penghasil bahan baku B40.
Dari data Dinas Perkebunan Berau, saat ini kelapa sawit memang mendominasi perkebunan di Berau. Dengan angka 80 persen dari luas perkebunan di Kabupaten Berau, berdasarkan data tahun 2019, luasan total perkebunan kelapa sawit baik itu swadaya, plasma, maupun Perusahaan Swasta Besar (PBS) sekitar 135.090,76 Hektar (Ha). Dan ada 24 perusahaan kelapa sawit yang tersebar di Kabupaten Berau. Hanya Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Maratua saja yang tidak ada perkebunan kelapa sawit.
Salah satu alasan masyarakat banyak mengembangkan kelapa sawit karena sudah ada jaminan pasar. Perusahaan kelapa sawit juga sudah ada pabrik di sejumlah kecamatan. Selain itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada juga menyerap hasil panen petani di sekitarnya. (Ded/Adv)