TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Sejak bulan September kemarin Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan persiapan serta antisipasi terkait bencana alam khususnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Berau, seperti Banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.
Thamrin mengakui bahwa prakiraan cuaca dari BMKG bahwa mulai bulan September hingga bulan Februari Tahun 2022 kita akan memasuki musim penghujan, ditambah masuknya badai La Lina yang masuk di Indonesia khususnya Berau.
“Perkiraan bencana alam khusunya banjir, tanah longsor dan lainnya kemungkinan besar akan terjadi. Dari pengalaman dari beberapa daerah seperti di jawa dan Sulawesi saat ini sudah terjadi banjir. Ini lah yang perlu kita antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan bencana yang mungkin akan terjadi,” jelas Thamrin, Senin (08/11/21).
Lanjutnya, menjadi pengalaman kita bersama di bulan Mei yang lalu banjir yang terjadi di daerah aliran sungai, seperti kecamatan segah dan kecamatan kelay dan kecamatan lain yang mengalami bencana banjir tersebut.
“Daerah-daerah tersebut yang menjadi antisipasi dan mitigasi untuk bagamana car akita bisa menurunkan resiko bencana apabila nantinya terjadi,” tuturnya.
Yang menjadi titik rawan bencana di informasikan dirinya adalah dua titik besar aliran sungai yang pada umumnya saat ini masyarakat Berau bnyak yang mendirikan rumah dibantaran sungai.
“Banyaknya masyarakat yang membangun rumah tinggal dibantaran sungai menjadi antisipasi kami. Khususnya Kecamatan Segah, Kecamatan Kelay, Kecamatan Sambaliung, dan Kecamatan Teluk Bayur yang perlu kita antisipasi kedepannya, khusunya bencana bajir,” tutup Thamrin.

Di tempat terpisah, Ketua PMI Berau, Agus Tantomo menerangkan bahwa metigasi merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi resiko bencana alam. Dirinya mengakui bahwa PMI sudah menjadi tugas pokoknya ikut ambil bagian dalam penangan bencana alam. Tidak hanya Berau, daerah lain juga Agus akui PMI selalu diturunkan kelapangan untuk ikut membantu daerah-daerah mana saja yang terjadi Bencana Alam.
“Itu sudah jadi tugas pokok dari PMI, salah satu dari sedikit organisasi dari Kabupaten Berau yang terlibat dalam penanganan bencana. Bukan hanya di Berau, bahkan di luar dari Kabupaten Berau. Seperti Bencana banjir yang terjadi di Kalsel, Samarinda. Bahkan di luar pulau, seperti gempa di Sulawesi pun kami kirimkan relawan kesana,” ucap Agus Tantomo.
Tambahnya, kita semua sama-sama berharap bencana tidak akan datang, tetapi kalau ada bencana datang PMI akan siap diturunkan kapan saja.
“Pasukan dan relawan yang sudah terlatih dan sudah berpengalaman selalu siap siaga kapan saja bencana datang akan siap diturunkan,” tutup Agus Tantomo. (Yud/Ded)