TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Peringatan Hari Museum Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2021 Kemarin. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap juru pemelihara lokasi sejarah dan cagar budaya Keraton Sambaliung.
Kepala Seksi Museum dan Benda Cagar Budaya Disbudpar, Arbaiyah mengatakan, Pembinaan ini dilakukan untuk perawatan situs sejarah / benda cagar budaya baik yg terbuat dari kayu maupun dari logam lainnya. Dalam pembinaan ini dilakukan juga evaluasi keaktifan bekerja dan pekerjaan harian terhadap juru pelihara lokasi sejarah.
“Untuk pembinaan ini kita lakukan terhadap juru pelihara Keraton Sambaliung, sementara untuk juru pembimbing kita tidak ada pembinaan karena mereka rata-rata merupakan para pemangku kesultanan,” Kata dia.
Dijelaskan Arbaiyah, Sebanyak 5 perwakilan dari total 22 Juru Pelihara yang bertugas memelihara seluruh cagar budaya di Kabupaten Berau turut menghadiri rapat pembinaan yang diadakan di Gedung Disbudpar Berau, Jalan Pemuda, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur pada Selasa, 12 Oktober 2021 kemarin. Rapat pembinaan ini dipimpin oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau, Masrani.
Masrani menyebutkan, saat ini jumlah cagar budaya atau lokasi sejarah yang berada di bawah lingkup Pemerintah Daerah Berau ada 12.
“Diantaranya Museum Batiwakkal Gunung Tabur, Keraton Sambaliung, Masjid Kuno Gunung Tabur, Masjid Keraton Sambaliung, Museum Siraja Teluk Bayur, Makam Sultan Muhammad Aminuddin Sambaliung, Makam Sultan Halifah Bayanuddin dan Makam Sultan M. Salehuddin Sambaliung, Makam Sultan Adil Jalaluddin dan Makam Sultan Asyik Syarifuddin Sambaliung, Makam Raja Alam Talisayan, Eks Kamar Bola Teluk Bayur, Makam Belanda Teluk Bayur,” ujarnya.
Adapun cagar budaya lain yang berada di Berau adalah Goa Bloyot yang berada di Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Mengenai hal tersebut, Masrani menerangkan bahwa cagar budaya itu berada dibawah penanganan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
“Tentunya setiap cagar budaya ini harus kita jaga, kita pelihara, dan kita lestarikan. Dikarenakan lokasi tersebut merupakan saksi sejarah terbentuknya Kabupaten Berau dan bagaimana budaya suku-suku asli yang mendiami Kabupaten Berau ini dapat terbentuk. Selain itu, kisah sejarah di Kabupaten Berau ini sangat panjang mulai dari masa purba, kesultanan, hingga masa penjajahan Belanda sehingga sangat disayangkan apabila bukti sejarah ini hilang begitu saja” Lanjutnya.
Ia mengaku, Kabupaten Berau sendiri juga memiliki kompleks kota tua peninggalan Belanda yang berada di Teluk Bayur dan Biduk-Biduk. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berencana untuk menjadikan kompleks kota tua Teluk Bayur ini sebagai wisata historis di Kabupaten Berau.
“Ada banyak lokasi sejarah yang tersimpan di sana. Salah satunya ada bekas rel kereta api, lapangan sepak bola yang pernah dijadikan lokasi pertandingan klub sepak bola papan atas asal Belanda, Ajax Amsterdam, dan makam-makam Belanda. Tentunya upaya ini masih dalam wacana karena butuh proses panjang juga yang saat ini sedang kita perjuangkan bersama Pemkab Berau,” Tandasnya. (Rzl/Ded)