TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Wacana Pemkab Berau melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Berau, untuk kembali melaksanakan sekolah tatap muka, mendapat tanggapan dari Ketua Komisi III, DPRD Berau, Saga.
Menurut politisi Partai PPP tersebut, kondisi saat ini masih belum memungkinkan untuk dilakukan sekolah tatap muka. Pasalnya, jumlah antara kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan jumlah kesembuhan pasien masih relatif imbang.
Hal itu membuat Saga angkat bicara. Dikatakan Saga, sebelum membuka kembali sekolah-sekolah yang ada, khususnya di wilayah perkotaan, harus dilakukan pengkajian lebih dalam lagi. Baik itu dari sisi kesiapan mental hingga kesiapan fasilitas penunjang protokol kesehatan.
“Kalau kita lihat saat ini antara kasus kesembuhan dengan kasus konfirmasi positif itu masih 10 banding 10. Jadi belum bisa dikatakan kasus kesembuhan lebih banyak atau kasus konfirmasi positif lebih banyak. Masih imbang. Nah ini yang kita takutkan, kalau terburu-buru melaksanakan sekolah tatap muka, nantinya malah akan menimbulkan kasus atau permasalahan baru lagi,” ujarnya melalui sambungan telepon, Sabtu (10/4/2021).
Lanjut Saga, jika pelaksanaan sekolah tatap muka dilakukan dalam waktu dekat, dia khawatir lonjakan kasus akan kembali terjadi dan sekolah akan kembali ditutup.
“Kita tidak mau sekolah ini tutup buka tutup buka terus. Kalau bisa dikaji ulang lagi setidaknya selama bulan Ramadhan ini. Terus dikaji dan sambil dipersiapkan semua penunjangnya, supaya jika sudah siap dibuka kembali nanti, tidak lagi ditutup-tutup akibat adanya kasus atau klaster sekolah,” jelasnya.
Selain itu, Saga juga menyebut program vaksinasi terhadap tenaga pengajar harus dimaksimalkan terlebih dahulu sebelum akhirnya melaksanakan sekolah tatap muka. Sebab hal itu menjadi poin yang sangat penting menurutnya.
“Termasuk vaksin terhadap guru-guru dan tenaga yang termasuk di dalam lingkungan sekolah, semua harus mendapatkan vaksinasi dulu. Sarana prasarana penunjang protokol kesehatan juga harus dipersiapkan matang-matang. Intinya kalau untuk dalam waktu dekat ini, saya pribadi tidak setuju kalau sekolah tatap muka dilaksanakan.
Lebih baik sedikit terlambat, namun kita bisa terus melaksanakannya berkelanjutan, tidak lagi buka tutup. Jangan hanya karena daerah lain sudah melaksanakan sekolah tatap muka, lalu kita jadi ikut terburu-buru. Sebab kondisi kasusnya berbeda-beda juga,” pungkasnya. (Tim)