TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Usai menerima nota keuangan atau Raperda APBD Tahun 2021 yang diserahkan Pjs Bupati Berau kepada Ketua DPRD Berau, Madri Pani, dalam Rapat Paripurna,
Selasa (24/11/2020), DPRD Berau langsung melakukan pembahasan terkait anggaran APBD tersebut.
Dengan jumlah anggaran yang menyusut drastis, banyak pertimbangan yang harus dilakukan untuk menentukan skala prioritas.
Anggota Komisi II yang juga merupakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Berau, Sujarwo Arif Widodo, mengatakan skala prioritas tetap akan memakai turunan visi misi kepala daerah.
“Seperti visi kemarin, beberapa target itu termasuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, kalau di perkotaan terkait dengan air bersih dan drainase, saya sendiri melihat bahwa yang paling penting saat ini adalah mendongkrak sektor PAD untuk meningkatkan anggaran kita,” katanya.
Kondisi keuangan daerah yang saat jni mengalami defisit, disebutkannya merupakan imbas dari turunnya dana perimbangan, sektor pertambangan yang tengah mengalami penurunan. Padahal, Berau mengandalkan dana perimbangan untuk menopang sekitar 60 persen APBD daerah.
“Menurut saya sektor PAD yang seharusnya ditingkatkan, pertambangan anjlok, dampaknya luar biasa bagi pekerja. Memang benar bahwa tambang tidak bisa menopang dalam jangka panjang,” lanjutnya.
Seperti sektor potensial sesuai SDA dari perikanan, perkebunan, pertanian, pariwisata dan UMKM. Menurut Politisi Nasdem ini, sampai saat ini porsi anggaran untuk hal itu masih lemah dan rendah.
“Ini yang kita minta kepada Pemerintah daerah agar menambahkan kepada OPD, itu yang kita minta, potensi kita yang ada disitu, tetapi rendah anggarannya,” jelasnya lagi.
Untuk itu, pria yang akrab disapa Jarwo ini menyebutkan, jika ranah tersebut bertumpu pada komitmen Bapelitbang. Unsur kepala daerah dalam menentukan kebijakan besaran anggaran juga masuk dalam merealisasikan harapan tersebut.
Sebab kepala daerah juga menghimpun data skala prioritas yang disampaikan oleh masing-masing kepala daerah. Termasuk juga dari kepala dinasnya, sampaikan apa saja masalahnya, kendalanya dan upayanya dalam mengejar porsi anggaran lebih besar.
“Saya tidak pernah melihat mereka melakukan rapat khusus dengan dinas-dinas untuk membahas apa masalahnya, kita kan sudah terlanjur ada visi misi, perhatikan dari celah mana kita bisa masuk,” katanya.
Dirinya berharap kegiatan setiap tahun tidak hanya terfokus pada kegiatan rutin dan formalitas.Tetapi bisa menghitung nilai tukar dalam pengembangan satu program. (tim)