TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Berada diujung pesisir selatan Kabupaten Berau, Kampung Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-biduk sangar merasakan minimnya fasilitas internet, apalagi saat ini kebutuhan internet sangat dirasakan semenjak adanya sekolah dengan sistem online.
Salah seorang warga, Karim menyebut, jik akses internet dikampung ini sudah sejak dulu didambakan oleh masyarakat. Ia berharap pemerintah bisa mewujudkan hal tersebut.
“Terserah saja mau pemerintah Kabupaten, Provinsi atau Pusat yang penting kami bisa seperti warga lainnya, apalagi saat anak-anak kami disuruh belajar online, jadi internet ini merupakan kebutuhan penting saat ini,” ungkapnya.
Tak hanya untuk anak sekolah, untuk kegiatan pemerintahan kampung, serta usaha, bisnis dan lainnya sudah memerlukan akses internet. Kekurangan ini disebut warga menjadi penghambat kemajuan masyarakat Teluk Sumbang.
Terlebih lagi anak-anak sekolah sekarang membutuhkan banyak informasi yang hanya bisa diakses menggunakan internet. Bahkan untuk tugas sekolah.
“Kendalanya saat ini di internet, kalau nggak ada mau bagaimana kita ini,” lanjutnya.
Keluhan ini juga disampaikan warga saat kedatangan wakil bupati Berau, Agus Tantomo dan Anggota Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian,Selasa (25/8) kemarin. Diungkapkan bahwa siswa sekolah SMP terpaksa harus menempuh perjalanan jauh menembus hutan untuk bisa mendapatkan sinyal.
Wakil bupati Agus Tantomo menyebutkan, dirinya sudah pernah meminta pembangunan fasilitas akses internet.
“Memang tidak mudah, karena jarak antara tower satu dengan lainnya cukup jauh, sehingga untuk bisa mendapatkan sinyal ke kampung Teluk Sumbang ini tidak hanya membangun tower di sini, tetapi harus bangun tower peranta lagi,” jelasnya.
Diakuinya, penyedia jasa swasta tentu memikirkan biaya operasional dengan pendapatan. Sebab untuk membangun fasilitas penunjangnya saja harus mengeluarkan dana besar. Tentu ada perhitungan provit.
Ditanya opsi lain, Wabup menyebutkan sudah mengusulkan untuk menggunakan fasilitas alternatif seperti v sat atau internet satelit. Diperkirakan biaya perunit mencapai Rp 20 juta. Untuk 1 unit bisa mencakup radius ratusan meter. Dengan melihat luas pemukiman di Teluk Sumbang, diperkirakan membutuhkan 3 sampai 4 unit.
“Sebenarnya itu bisa dari Alokasi dana kampung,” ungkap Agus Tantomo.
Tentu harus ada komitmen kuat dari pemerintah kampung untuk bisa mewujudkan harapan warga Teluk Sumbang. Sebab ditengah kondisi melemahnya ekonomi serta anjloknya keuangan pemerintah masih akan sulit untuk mengalokasikan anggaran untuk internet kampung.
“Artinya Pemkab sudah pernah benerapa kali mencoba termasuk kampung Teluk Sumbang ini,tapi masalahnya itu tadi,” ujarnya.
Untuk opsi terakhir,diungkapkan sudah ada instruksi untuk Diskominfo untuk menyediakan unit alternatif seperti vsat disemua kampung yang memang belum bisa akses internet.
Pemerintah daerah tidak pernah mengabaikan satu kampung meskipun yang terjauh sekalipun. Namun jika memang belum terealisasi warga diharap bersabar.
“Harapan kita, mudah-mudahan 2021 mendatang internet bisa dirasakan masyarakat,” pungkasnya. (*)