TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kota Sanggam merupakan slogan dari Kabupaten Berau. Sanggam itu merupakan kepanjangan dari Sehat Anggun Gairah Aman Manusiawi. Kata tersebut juga berarti indah, elok maupun bersih.
Berau sendiri selain terkenal dengan Wisata Bahari nya, produk hasil olahan hasil laut juga cukup terkenal, seperti Terasi dan beraneka ragam jenis ikan yang dikeringkan.
Olahan produk terasi hasil olahan masyarakat Berau ini cukup terkenal bukan hanya di Berau saja, tetapi sampai para wisatawan juga menyukainya. Namun sayang sekali, salah satu produk hasil olahan Terasi ini tidak berlebel berasal dari Berau, melainkan berlebel dari daerah lain.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih di salah satu acara pada Selasa (21/9/21) kemarin. Ia menyebut, per tahun Berau bisa menghasilkan produk olahan Terasi yang sudah siap edar sebanyak kurang lebih 120 sampai 160 ton.
“Saya belum dapat pastikan, sepengetahuan saya mereka sekali melakukan pengiriman dalam 3 bukan bisa sampai 40 ton, ” jelas Sri.
Menjadi sangat disayangkan adalah produksi terasi yang banyak dan populer di dalam dan luar Berau ini tidak dilabeli berasal dari pembuatan Berau, melainkan berlabel dari daerah lain. Hal tersebut adalah kerugian tersendiri untuk Berau, mengingat bahan baku dan pengolahannya berada di Kabupaten Berau.
Sri mengaku, saat ini dirinya sudah meminta stakeholder terkait untuk mengurus permasalahan ini. Mudah-mudahan jika nanti masalah tersebut dapat diselesaikan maka terasi tersebut tidak lagi dipasarkan dengan nama daerah lain, melainkan mencantumkan Kabupaten Berau sebagai penyedia bahan serta pengolah terasi tersebut.
“Sudah kami komunikasikan kepada stakeholder terkait, untuk memutus mata rantai kekeliruan tersebut,” tuturnya.
Kejadian yang telah berlangsung berlarut-larut ini tentu tidak menguntungkan bagi Berau. Untuk itu, Bupati tengah membenahi permasalahan tersebut secara perlahan. Ia berharap bisa memajukan UMKM di Bumi Batiwakkal, tidak hanya terasi yang dinilai cukup terkenal tetapi juga produksi Sahang (lada) serta ikan asin kertas yang cukup terkenal.
“Saya sudah minta untuk ditindak lanjuti, agar produk yang bahan bakunya dari Berau bisa di pasarkan bukan atas nama daerah lain lagi, tetapi atas nama Berau sendiri,” tutupnya (Yud/Ded)