SANGATTA, PORTALBERAU – Dinas Pariwisata Kutai Timur (Dispar Kutim) menyatakan kesiapan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif (Ekraf) melalui pengembangan empat subsektor unggulan yang ada di Kutim. Keseriusan tersebut ditegaskan dalam perencanaan kerja 2025 yang berfokus pada peningkatan profesionalitas dan daya saing pelaku Ekraf.
Empat subsektor unggulan yang akan menjadi prioritas pembinaan yakni kuliner, fashion, kriya, dan seni pertunjukan, keempat subsektor ini ditentukan berdasarkan perkembangan paling signifikan secara ekonomi, kreativitas, permintaan pasar, serta kontribusi terhadap industri pariwisata.
Kadis Patiwisata, Nurullah, menyampaikan bahwa sektor ekonomi kreatif telah memasuki fase yang matang untuk dikembangkan.
“Ekraf Kutim siap bertumbuh, dan ada empat subsektor yang menjadi fondasi utama untuk mempercepat proses tersebut,” ujar Nurullah.
Pemerintah menilai subsektor kuliner memiliki daya tarik paling tinggi karena didukung varian produk dan inovasi menu yang terus berkembang.
Sementara fashion dan kriya semakin menunjukkan identitas daerah melalui pemanfaatan bahan lokal serta motif khas Kutim dalam karya-karya pelaku kreatif.
Di sisi lain, seni pertunjukan dianggap sebagai subsektor yang mampu menghidupkan atmosfer kegiatan dan menarik wisatawan dalam setiap event.
Pelaku pertunjukan tari, musik, dan teater dinilai memiliki peran penting dalam menciptakan citra pariwisata yang hidup dan berkelas.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah menyiapkan program pelatihan keterampilan usaha, promosi berbasis digital, dan kerja sama pemasaran dengan pelaku industri pariwisata.
“Kita bergerak dengan strategi pembinaan menyeluruh agar pelaku Ekraf semakin berdaya saing, siap ekspansi pasar, dan semakin kuat secara ekonomi,” tegas Nurullah.
Selain peningkatan kapasitas, Dispar juga berupaya memperluas akses pelaku Ekraf pada ruang promosi melalui event, festival daerah, dan kerja sama antar-kabupaten.
Dinas Pariwisata memastikan dukungan tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga pada penguatan pasar.
Dengan berbagai langkah tersebut, sektor ekonomi kreatif diharapkan tidak hanya berkembang dari sisi karya namun juga memberi manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat, membuka lapangan kerja, dan memperkuat identitas budaya Kutim.(ADV)





