TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Berau menegaskan komitmennya dalam menangani permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui langkah konkret dan terencana.
Kepala Disdik Berau, Mardiatul Idalisah, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah memverifikasi data ATS yang telah dihimpun dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Data ATS itu sudah ada, jadi kita perlu verifikasi data. Anak ATS itu rata-rata dulunya pernah sekolah, namun ketika orang tuanya pindah, anak tersebut ikut dan belum bersekolah lagi,” ujar Mardiatul, Senin (28/7/25).
Ia menjelaskan, permasalahan utama yang sering terjadi adalah tidak adanya keterangan pindah sekolah dalam sistem Dapodik. Sehingga, anak yang seolah-olah tidak melanjutkan sekolah sebenarnya hanya tidak tercatat secara administratif.
“Artinya, anak tersebut dalam data Dapodik tidak ada status pindah sekolah. Bisa saja dia dibawa ke luar daerah tapi tidak melanjutkan sekolah. Ini yang sedang kami telusuri lebih lanjut,” katanya.
Untuk mempercepat penanganan, Disdik Berau kini menjalankan program Rencana Tindak Menindaklanjuti (RTM), yang bertujuan memantau anak-anak ATS selama 12 bulan ke depan. Fokus utama program ini adalah menjangkau anak-anak usia sekolah yang putus atau tidak melanjutkan pendidikan.
“Seperti anak yang baru akan masuk SMP, kalau tidak terdaftar, maka dia termasuk ATS. Kami akan fokus menyasar anak-anak yang memang putus sekolah, terutama menjelang jenjang SMP,” jelasnya.
Sebagai solusi, Disdik Berau mendorong anak-anak ATS mengikuti pendidikan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), khususnya bagi mereka yang sudah melewati batas usia sekolah formal, seperti jenjang SMP. Sementara untuk anak usia SD, upaya dimaksimalkan agar tetap bisa bersekolah di lembaga pendidikan formal.
“Kalau untuk anak SD, kita usahakan agar mereka tetap masuk SD formal, karena di SD tidak ada batasan umur. Beda halnya dengan SMP yang ada syarat usia tertentu,” tegasnya.
Disdik juga telah melakukan pendekatan sosial melalui media sosial sebagai bentuk sosialisasi dan pelaporan sukarela dari masyarakat terkait keberadaan ATS.
“Kemarin pun telah dilakukan sampel melalui media sosial terhadap beberapa ATS, sebagai upaya agar masyarakat tidak malu melapor ke Disdik,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa proses verifikasi faktual masih berlangsung karena sebagian anak ATS ternyata sudah menikah atau bekerja.
“Jangan sampai anak tidak sekolah malah dipekerjakan. Ini yang tidak kita anjurkan,” kuncinya. (*/)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim